Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kiwi menjadi salah satu pilihan buah segar di daerah tropis seperti Indonesia. Memadukan rasa asam dan manis, buah ini sesuai dengan lidah masyarakat Tanah Air.
Baca juga: Buah Kiwi Kaya Gizi
Selain segar, terdapat segudang manfaat dari mengkonsumsi buah berwarna hijau dengan bentuk menyerupai sawo ini. Penasaran apa saja? Melansir dari Health Line dan Everyday Health, berikut adalah 4 diantaranya.
1. Menyehatkan paru
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi Anda yang memiliki masalah pada paru seperti asma, kiwi sangatlah disarankan untuk dikonsumsi. Sebab, sebuah penelitian di Amerika Serikat juga pernah membuktikan bahwa kandungan vitamin C dan antioksidan tinggi yang terdapat pada kiwi dipercaya bisa membantu mengobati asma. Selain itu, mengonsumsinya secara teratur juga dapat menyehatkan fungsi paru dengan lebih menyeluruh.
2. Membantu masalah pencernaan
Sedang susah buang air besar ataupun mengalami masalah pencernaan lain? Kiwi ternyata dapat menjadi solusinya. Ini disebabkan oleh kandungan serat yang tinggi sehingga dapat membantu masalah pencernaan Anda. Lebih dari itu, kandungan enzim proteolitik yang sering disebut actinidin juga dipercaya dapat memecah protein lebih cepat, sehingga mempermudah kerja sistem pencernaan.
3. Menjaga kesehatan mata
Degenerasi makula adalah salah satu penyebab kebutaan. Dan kiwi adalah jawaban yang tepat untuk membantu melindungi mata Anda dari masalah penglihatan itu. Dibuktikan dari suatu studi, mengkonsumsi kiwi sebanyak tiga buah sehari rupanya dipercaya dapat mengurangi resiko degenerasi makula sebesar 36 persen. Ini disebabkan oleh kandungan zeaxanthin dan lutein tingkat tinggi.
Baca juga: Sehatnya Buah Kiwi buat Pencernaan
4. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Vitamin C memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dan seperti penjelasan sebelumnya, kiwi memang kaya akan vitamin C itu. Sehingga, suatu studi bahkan menemukan bahwa satu buah kiwi dapat mengurangi kemungkinan pengembangan penyakit seperti pilek atau flu. Ini khususnya berlaku pada kelompok berisiko seperti orang di atas usia 65 dan anak-anak.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | HEALTHLINE | EVERYDAYHEALTH
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini