Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Jadwal Minum Obat Ketat, Ini Panduan Puasa bagi Pasien TBC

Dengan jadwal minum obat yang ketat, pasien Tuberkulosis atau TBC boleh berpuasa dengan jadwal minum obat yang disesuaikan.

9 Mei 2019 | 14.20 WIB

Ilustrasi minum obat. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi minum obat. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Ramadan telah memasuki hari keempat. Lalu, bagaimana dengan pasien Tuberkulosis atau TBC, bolehkah ikut berpuasa dengan keketatan jadwal minum obat?

BacaMeski Mudah Menular, Pasien TBC Bisa Sembuh dengan Pengobatan Ini

Dokter spesialis paru dan pakar TBC, Erlina Burhan, mengatakan bahwa puasa tetap boleh dijalankan. “Jangan sampai penyakit menjadi penghalang untuk ibadah,” katanya dalam acara Upaya Johnson & Johnson dalam Penanggulangan TBC di Jakarta pada Rabu, 8 Mei 2019.

Meski demikian, ia menyarankan untuk memindahkan jadwal minum obat yang seharusnya pagi atau siang menjadi malam. Menurutnya, hal tersebut boleh dilakukan asalnya tetap teratur meminum obat setiap hari.

“Patuh pada aturan dosis, waktu, dan diminum sampai selesai diartikan begini saat puasa: Anda tetap minum obat dengan jumlah yang diberikan dokter, waktunya tetap setiap hari minum dan dihabiskan sampai pengobatan selesai. Jadi ikut puasa dan minum obatnya di malam hari tidak papa asalkan tetap di hari yang sama,” katanya.

Namun memang, efek samping dari obat yang diminum sering kali membuat seseorang muntah-muntah. Tak heran, mereka pun menjadi lemas karena nutrisi dan cairan di dalam perut harus keluar. Pada kondisi inilah dokter Erlina menganjurkan agar pasien tidak berpuasa. 

“Efek samping isoniazid dan rifampicin (dua obat antituberkulosis yang paling kuat) ini beragam. Paling umum ya muntah-muntah. Kalau begini, saya juga tidak tega melihat pasien tetap berpuasa,” katanya.

BacaTBC Mudah Menular, Perlukah Penderita Pisah Alat Makan?

Dokter Erlina kemudian menyerahkan kembali keputusan puasa pada pasien TBC. “Kalau badan memang stabil dan karena minum obat pun bisa dilakukan pada malam hari, berpuasalah. Tapi kalo tidak memungkinkan ya ikuti saja kemauan badan. Nanti baru bisa puasa kembali,” katanya.

SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus