Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakai masker adalah salah satu protokol kesehatan yang perlu ditaati di masa pandemi Covid-19 ini. Tapi bagaimana jadinya bila kualitas masker yang dipakai kurang mumpuni?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M. Faqih, menyebut banyak masker yang beredar di masyarakat berkualitas abal-abal dan tidak memiliki kemampuan protektif partikular atau medical grade. Ia mengkhawatirkan masker abal-abal tersebut terpakai oleh tenaga kesehatan dan menjadikan mereka mudah tertular virus dari pasien, baik yang positif COVID-19 maupun orang tanpa gejala (OTG).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Banyak contoh masker yang medical grade, misalnya N95, KF94, KN95, atau masker-masker lain yang medical grade. Ini perlu kita sosialisasikan karena banyak nakes yang tidak paham yang medical grade dan mana yang tidak," ujar Daeng.
Daeng meminta aparat keamanan untuk menertibkan masker abal-abal yang tidak medical grade di lapangan agar keamanan masyarakat dan tenaga medis terjamin. Selain itu, IDI tengah mengampanyekan penurunan transmisi virus di dalam ruangan praktek tenaga kesehatan dengan pembersihan udara.
Menurutnya, setiap pasien yang sakit, baik yang positif atau orang tanpa gejala, tanpa berbicara pun atau tanpa mengeluarkan kata-kata dapat berpotensi menularkan virus. Hal itu berkemungkinan besar terpaparnya tenaga kesehatan.
"Kalau tidak ada strategi penurunan udara atau tidak ada pembersihan udara di ruangan tersebut, atau penyaringan udara secara baik, maka akan semakin mudah tenaga kesehatan setiap hari menghirup virus yang ada di ruangan itu," ujarnya.
Jadi, pilih masker yang benar-benar berkualitas baik untuk melindungi diri dari Covid-19.