Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pembakaran bahan bakar kendaraan menghasilkan karbon monoksida yang berbahaya bagi tubuh. Dilansir dari Mayoclinic, karbon monoksida adalah gas yang tidak berbau, tidak berasa atau berwarna.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak hanya itu, peralatan dan mesin yang ventilasinya tidak baik dapat menyebabkan gas menumpuk hingga tingkat yang berbahaya. Keracunan karbon monoksida terjadi ketika karbon monoksida menumpuk di dalam darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketika terlalu banyak karbon monoksida di udara, tubuh mengganti oksigen dalam sel darah merah dengan karbon monoksida. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan yang serius, berdampak pada otak dan jantung atau bahkan menyebabkan kematian.
Paparan dari waktu ke waktu dapat menimbulkan gejala yang dapat disalahartikan sebagai flu tanpa demam. Adapun gejala keracunan karbon monoksida lainnya seperti:
- Sakit kepala
- Kelemahan
- Pusing
- Mual atau muntah
- Sesak napas
- Kebingungan
- Penglihatan kabur
- Kantuk
- Hilangnya kendali otot
- Penurunan kesadaran
Pada tingkat rendah, asap karbon monoksida dapat menyebabkan gejala yang tidak berdampak langsung pada tubuh. Namun, asap ini masih beracun dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada tubuh jika semakin lama menghirupnya.
Dikutip dari Cleveland Clinic, karbon monoksida merupakan produk sampingan dari pembakaran atau proses pembakaran seperti:
- Mesin mobil dan truk
- Mesin bensin kecil
- Pemanas ruangan berbahan bakar bahan bakar (bukan listrik)
- Kompor atau kompor gas
- Pemanggang
- Lentera
- Sistem pemanas, termasuk tungku rumah.
- Membakar arang, minyak tanah, propana atau kayu.
Dalam konsentrasi karbon monoksida yang tinggi, diperlukan waktu kurang dari lima menit untuk mengalami keracunan karbon monoksida. Sedangkan pada konsentrasi yang lebih rendah, diperlukan waktu satu hingga dua jam untuk menyebabkan keracunan.
Pilihan Editor: Karbon Monoksida, Dari Mana Saja Sumbernya?