Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Berita Tempo Plus

Berharap Sembuh dari Obat Herbal

Sejak pandemi Covid-19 melanda, obat tradisional dari Cina, Lianhua Qingwen, beredar luas di masyarakat. Obat itu bisa meredakan sebagian gejala Covid-19. Beberapa organisasi mendatangkan langsung obat itu dari negara asalnya dan membagikannya ke masyarakat secara cuma-cuma. Namun, menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan, ada kandungan yang bisa berefek samping serangan jantung dan stroke sehingga penggunaannya harus dalam pengawasan dokter.

 


9 Januari 2021 | 00.00 WIB

Pedagang menjual obat  Lianhua Qingwen di Pasar Pramuka, Jakarta, Jumat 8 Januari 2021./TEMPO/Subekti.
Perbesar
Pedagang menjual obat  Lianhua Qingwen di Pasar Pramuka, Jakarta, Jumat 8 Januari 2021./TEMPO/Subekti.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Lianhua Qingwen disebut bisa meringankan beberapa gejala Covid-19.

  • BPOM mengizinkan Lianhua Qingwen yang diimpor oleh PT Intra Aries beredar pada Juni 2019.

  • Komposisi Lianhua yang diimpor itu berbeda dengan yang didatangkan oleh beberapa yayasan sejak pandemi.

PERGANTIAN tahun membawa kabar baik bagi Evelynn Calyla Ellma. Hasil tes usap polymerase chain reaction (PCR) yang ia lakukan pada 31 Desember 2020 menunjukkan negatif Covid-19. “Saya lega akhirnya negatif juga,” katanya, Jumat, 8 Januari lalu.

Evelynn, 28 tahun, mengetahui ia menderita penyakit itu pada 17 Desember 2020 berdasarkan hasil tes usap PCR. Sebelumnya, ia curiga menderita penyakit baru tersebut setelah beberapa gejala Covid-19 muncul satu per satu. Dimulai dengan tenggorokan gatal yang kemudian menjadi batuk, sulit bernapas pada malam hari sampai membuatnya tak bisa tidur, lalu tak bisa mencium bau. 

Sejak mulai menderita batuk itu, Evelynn membeli obat tradisional asal Cina, Lianhua Qingwen Capsules, di toko daring atau online. Ia mengetahui obat itu dari ibunya yang bercerita bahwa kawan sekantor sang Ibu menderita Covid-19. “Saya juga berpikir, penyakit tersebut berasal dari Cina, mereka pasti lebih tahu cara mengatasinya,” ujarnya. Setelah mengkonsumsi Lianhua, batuknya berkurang, bahkan sempat hilang. Ketika ia kehabisan obat itu selama tiga hari, batuk kembali menyerang.

Setelah dinyatakan positif Covid-19, Evelynn sempat mengkonsultasikan Lianhua ke dokter. Dokter itu memperbolehkan ia melanjutkan minum obat herbal tersebut satu jam setelah mengkonsumsi obat utama yang diresepkan dokter. Dokter itu, antara lain, memberinya antivirus avigan, obat sesak napas, dan vitamin dosis tinggi. “Boleh dilanjutkan minum Lianhua, tapi dokter tidak meresepkan obat itu,” tuturnya.

Sherly Meicilia, 27 tahun, juga mengkonsumsi Lianhua Qingwen Capsules ketika tahu teman yang ia temui sebelumnya positif Covid-19. Kawannya itu pula yang mengiriminya Lianhua. Ketika itu, Sherly sudah merasa mengalami radang tenggorokan dan demam. “Teman-teman yang lain juga menyarankan untuk meminum Lianhua,” ujar Sherly, yang berprofesi apoteker, Kamis, 7 Januari lalu.

Sherly kemudian dinyatakan positif Covid-19 pada 27 Desember 2020. Ia diisolasi di Rumah Sakit Darurat Covid-19 Stadion Patriot Chandrabaga, Bekasi, Jawa Barat. Selain dua gejala tersebut, ia kemudian merasa pusing, kemampuan penciuman dan perasanya berkurang, lemas, serta mengalami nyeri otot. Ia mengkonsumsi obat yang diberikan dokter di rumah sakit. Ia juga tetap meminum Lianhua yang ia bawa sendiri. Menurut dia, obat tradisional itu membuat sakit kepalanya berkurang dan melancarkan buang air besar. Ia negatif Covid-19 sembilan hari kemudian.

Lianhua Qingwen Capsules adalah obat produksi Shijiazhuang Yiling Pharmaceutical Co, Ltd, Cina. Dalam kemasannya disebutkan obat itu antara lain berkhasiat menurunkan demam, mengobati influenza, batuk, nyeri tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, dan mengobati hidung tersumbat. Namun, setelah pandemi menyerang, banyak orang menggunakannya untuk mengatasi gejala Covid-19.

Ini bermula ketika para dokter di Cina antara lain menggunakan Lianhua Qingwen untuk mengobati pasien Covid-19 sejak awal wabah itu merebak pada tahun lalu. Beberapa dokter mempublikasi hasil penggunaan obat tradisional itu dalam jurnal ilmiah. Pada Juni 2020, otoritas Cina mengklaim pengobatan tradisional yang mereka gunakan, termasuk Lianhua dan beberapa obat lain, mampu menyembuhkan Covid-19 hingga 92 persen.

Sebelum klaim tersebut muncul, beberapa lembaga di Indonesia mendatangkan obat itu ke Tanah Air. Beberapa di antaranya adalah Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang bekerja sama dengan Sinar Mas Group dan Artha Graha Peduli Foundation. Obat yang didatangkan langsung dari Cina tersebut dibagikan secara cuma-cuma ke masyarakat. Artha Graha yang mendatangkan obat itu sejak April 2020, misalnya, membagikan hingga 150 ribu boks besar Lianhua ke masyarakat. “Buddha Tzu Chi yang mengurus izin kedatangannya,” ujar juru bicara Artha Graha Group, Hanna Lilies Puspawati, Kamis, 7 Januari lalu.

Menurut dokter dari Artha Graha, Aulia Wijaya, mereka memilih Lianhua lantaran terbukti bisa mengatasi wabah infeksi saluran napas severe acute respiratory syndrome (SARS) di Cina pada 2003. Baik SARS maupun Covid-19 sama-sama disebabkan oleh kelompok virus corona. SARS disebabkan oleh virus SARS-CoV, sedangkan Covid-19 oleh virus SARS-CoV-2. Obat tersebut bisa digunakan sebagai pendamping dari obat utama yang diresepkan dokter. “Sejauh ini, untuk pencegahan atau mengatasi gejala Covid-19 yang ringan, hasilnya oke,” tutur Aulia, Kamis, 7 Januari lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Nur Alfiyah

Bergabung dengan Tempo sejak Desember 2011. Kini menjadi redaktur untuk Desk Gaya Hidup dan Tokoh majalah Tempo. Lulusan terbaik Health and Nutrition Academy 2018 dan juara kompetisi jurnalistik Kementerian Kesehatan 2019. Alumnus Universitas Jenderal Soedirman.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus