Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Ridho Ardhi Syaiful, mengatakan konsumsi alkohol menjadi salah satu faktor utama yang dapat mempercepat kerusakan hati. Tak hanya itu, pola hidup yang tidak sehat seperti makan makanan berlemak tinggi dan minim aktivitas fisik juga dapat memperparah kondisi ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Orang yang terbiasa minum 1-2 botol alkohol setiap hari berisiko tinggi mengalami gangguan hati atau liver yang berujung pada sirosis. Ketika hati mengalami sirosis, bentuknya jadi tidak normal dengan permukaan yang penuh luka, menyebabkan fungsi hati terus menurun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi orang yang minum alkohol 1-2 botol sehari itu berisiko untuk jadi keganasan hati, hatinya berisiko rusak," katanya dalam diskusi daring, Jumat, 31 Januari 2025.
Banyak orang yang tak sadar mengalami perlemakan hati akibat gaya hidup yang kurang sehat dan kemudian berisiko berkembang menjadi keganasan hati. Sayangnya, banyak kasus kanker hati baru terdeteksi secara kebetulan, misalnya saat menjalani pemeriksaan kesehatan rutin dan ditemukan massa mencurigakan di hati melalui USG. Jika sudah ditemukan nodul atau benjolan, langkah berikut adalah pemeriksaan lebih lanjut dengan CT scan atau MRI untuk memastikan apakah sel tersebut bersifat ganas.
"Kalau seandainya ada masalah pada hati dan hati tidak bisa kompensasi lagi, dia turun semua fungsinya. Dia jadi kuning, diabetesnya jadi pucat, kemudian berat badan tiba-tiba turun, karena dia tidak bisa memproduksi protein tubuh, imunitasnya turun, mudah sakit, perut buncit," ungkap Ridho.
Deteksi kanker hati
Di negara-negara maju seperti Jepang, pendekatan dalam mendeteksi kanker hati lebih agresif dengan kombinasi berbagai metode skrining untuk menemukan tanda-tanda awal sebelum penyakit berkembang lebih lanjut. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Mengurangi atau menghindari konsumsi alkohol, menjaga pola makan sehat, dan rutin berolahraga adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan hati.
Bagi yang memiliki faktor risiko seperti hepatitis atau perlemakan hati, pemantauan rutin sangat dianjurkan untuk mendeteksi adanya gangguan sejak dini. Hati sebagai organ terbesar di dalam tubuh memiliki peran vital dalam detoksifikasi, sistem imun, hingga proses pembekuan darah.
Jika fungsinya terganggu, berbagai gangguan kesehatan akan muncul seperti kulit menguning, tubuh mudah lelah, berat badan turun drastis, hingga perut yang membuncit akibat penumpukan cairan. Kanker hati sendiri terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu karsinoma hepatoselular (HCC) dan kolangiokarsinoma intrahepatik (ICC) yang berasal dari sel-sel hati itu sendiri. Sayangnya, kanker hati sering kali baru ditemukan ketika kondisinya sudah memburuk.
Pilihan Editor: 5 Gejala Penyakit Hati Berlemak yang Perlu Diwaspadai