Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Pneumonia Misterius Mematikan Muncul di Argentina, Penyakit Baru Lagi?

Sebanyak tiga orang telah meninggal pada pekan lalu karena pneumonia misterius di Provinsi Tucuman, Argentina sebelah barat laut.

5 September 2022 | 19.53 WIB

Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi pneumonia. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak tiga orang telah meninggal pada pekan lalu karena pneumonia misterius di Provinsi Tucuman, Argentina sebelah barat laut. Mereka berasal dari sembilan orang yang dirawat di sebuah klinik medis swasta di sana dengan gejala demam, badan yang sakit, dan sesak napas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebanyak delapan di antaranya adalah petugas medis, dan dua yang terdiagnosis melalui rontgen paru-paru mengalami penyakit pernapasan akhirnya meninggal pada 29 dan 31 Agustus lalu. Pada 1 September diumumkan ada pasien ketiga yang meninggal--seorang wanita berusia 70 tahun di tengah operasi yang sedang dijalaninya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Mereka yang pernah kontak dengan kesembilan orang tersebut sedang dalam pemantauan, tapi belum ada lagi yang diketahui mengembangkan gejala yang sama. Berikut ini yang telah diketahui dari merebaknya pneumonia misterius di Tucuman, Argentina,

Siapa yang berisiko atas infeksi pneumonia misterius ini?


Orang dengan masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya mungkin berisiko lebih besar mengalami komplikasi. "Komorbid kelihatannya mempengaruhi tingkat keparahan penyakit ini," kata Beate Kampmann dari London School of Hygiene and Tropical Medicine. 

Bicara dalam sebuah konferensi pers pada 1 September, Menteri Kesehatan Provinsi Tucumán, Luis Medina Ruiz, mengatakan, "Seluruh pasien memiliki beberapa tipe komorbiditas, seperti merokok, (penyakit paru obstruktif  kronis), riwayat gejala penyakit pernapasan, obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi."

Mungkinkah disebabkan oleh penyakit baru?

Mungkin saja pneumonia itu disebabkan jenis penyakit yang baru, tapi pengujian lebih jauh dibutuhkan untuk memastikannya. Yang jelas, tes laboratorium telah mengesampingkan Covid-19 dan influenza sebagai dugaan pertama yang muncul sebagai penyebab. Covid-19 juga dapt memiliki gejala pneumonia akut.

Bahkan pengujian dilakukan atas kemungkinan infeksi pernapasan oleh hantavirus atau virus hanta--jenis virus yang menyebar dari hewan pengerat. "Kami memiliki lebih dari 30 kemungkinan mikroorganisme dengan kemampuan untuk mendeteksi mereka dan mereka seluruhnya memberikan hasil negatif," kata Medina Ruiz.

Haruskah orang-orang merasa khawatir?

Jake Duning dari University of Oxford mengatakan tak perlu cemas bahwa dua minggu sudah berlalu dan penyebab penyakit belum juga teridentifikasi. Alasannya, ada proses dan tahapan logis yang diperlukan dari pengujian dan menetapkan lanjutannya. "Sering kali, tapi tidak selalu, sebuah patogen yang dimaksud bukanlah penyebab peristiwa awal yang tidak dapat diterangkan seperti sekarang ini," katanya. 

Apa yang sudah dilakukan untuk melacaknya?

Unit-unit mesin penyejuk udara dan suplai air di klinik itu sudah diperiksa untuk kemungkinan terjadinya kontaminasi. Jika peralatan dan fasilitas yang ada tak mampu juga mendeteksi patogen potensialnya, sampel rencananya akan dikirim ke laboratorium spesialis dan butuh lebih banyak waktu untuk mendapatkan hasilnya.

"Ini mungkin akan melibatkan pemeriksaan sampel dari mereka yang sakit seperti halnya juga sampel dari lingkungan di klinik itu," kata Louise Sigfrid dari University of Oxford.

Menurut Dunning, yang terbaik adalah tidak berspekulasi tentang penyebab penyakit dulu. Dia juga menekankan orang-orang tidak perlu panik. "Banyak peristiwa serupa telah muncul di masa lalu di mana penyebabnya baru saja ditemukan dan kita tidak melihat sebuah pandemi baru," katanya. 

Apa yang bisa disampaikan kepada orang-orang di wilayah kasus infeksi pneumonia misterius ini?

Medina Ruiz menyebut cuci tangan teratur, mengenakan masker dan menjaga jarak dapat menolong menekan risiko menyebarnya penyakit. Namun, mengetahui sebab wabah akan membantu mengidentifikasi pengobatannya.

NEW SCIENTIST


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus