Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Telinga sangat penting untuk dibersihkan, terutama apabila terasa gatal dan seperti ada kotoran yang mengganggu. Biasanya, salah satu cara membersihkan telinga yang kerap dilakukan ialah mengorek slauran telinga dengan cotton bud. Ternyata, kebiasaan ini justru dapat membuat kotoran di saluran pendengaran menjadi menumpuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kalau kita sering korek-korek lubang telinga, kotorannya justru akan terdorong masuk ke dalam Apalagi menggunakan korek telinga jenis ‘cotton bud’,” jelas dr. Moch Mundir Arif, Sp. THT-KL. Ia seorang Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher di RSUD dr. Iskak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mundir menyarankan agar masyarakat tak sembarangan saja membersihkan saluran telinga menggunakan benda asing seperti cotton bud. Terlebih jika dilakukan terus-menerus berulang-ulang. Niat yang semula ingin membersihkan, malah membuat kotoran jadi terdorong ke dalam oleh ujung cotton bud.
Kebiasaan ini dapat berdampak langsung pada pendengaran. Misalnya kemampuan pendengaran menjadi kurang sensitif, sebab lubang telinga yang buntu. Lebih parahnya lagi, kebiasaan ini dapat menyebabkan infeksi kulit di liang telinga. Efek dari infeksi ini sering dirasakan dengan rasa gatal-gatal.
Tanpa perlu mengorek dalam-dalam menggunakan cotton bud, sejatinya organ telinga punya kemampuan untuk mengeluarkan kotoran dengan sendirinya. Namun, membutuhkan waktu yang cukup lama.
Dokter Mundir menambahkan, kotoran telinga dapat keluar sendiri akibat terdorong oleh gerakan rahang saat manusia mengunyah atau berbicara. Akan tetapi, bila kotoran yang sudah terdorong masuk terlalu dalam, maka gerakan rahang sekalipun tak mampu mendorong kotoran telinga agar keluar.
“Kotoran yang didorong keluar oleh gerakan rahang memang cukup lama. Seiring waktu, kotoran akan kering, kemudian keluar dengan sendirinya. Barangkali dalam waktu sebulan kotoran perlahan bergeser keluar hanya satu milimeter saja,” urai Mundir seperti dikutip Tempo dari laman RSUD dr Iskak Tulungagung, Ahad 11 Juli 2021.
Mundir juga mengungkapkan, kotoran yang masuk ke lubang telinga tidak langsung masuk ke celah-celah bagian dalam telinga. Hal ini sebab telinga juga punya kelenjar serumen yang dapat menangkap kotoran. Dengan begitu, telinga dapat bersih dengan sendirinya tanpa harus dikorek.
“Cairan serumen berada di dalam sepertiga lubang telinga. Serumen akan menangkap kotoran yang masuk dari luar, kemudian akan kembali keluar lagi melalui gerakan rahang. Jika kemudian terdapat kotoran di dalam, itu berarti karena kebiasaan membersihkan dengan alat atau benda asing,” urai Mundir.
Biasanya, rasa gatal pada bagian saluran telinga mendorong seseorang untuk keinginan membersihkannya. Rasa gatal itulah yang merangsang otak untuk menggerakkan tangan, membersihkan. Baik secara langsung menggunakan jari maupun mengorek dengan alat bantu.
Ia menekankan bahwa telinga yang gatal belum tentu disebabkan oleh kotoran. Rasa gatal bisa timbul karena kulit lubang telinga sedang tumbuh. Oleh karena itu, kata Mundir, sebaiknya berhenti untuk mengorek telinga dengan cotton bud agar tidak mengeluarkan rasa gatal lagi atau konsultasikan keluhan ke ahlinya, ke dokter.
ANNISA FEBIOLA