Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Malaria masih menjadi salah satu penyakit menular yang mematikan di seluruh dunia, dengan jutaan kasus dan ada kemajuan kesempatan setiap tahunnya. Penyakit ini disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika, nyamuk Anopheles merupakan vektor utama penularan malaria.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Nyamuk betina dari spesies Anopheles menggigit manusia untuk mencari darah, yang diperlukan sebagai sumber makanan untuk mengembangkan telur. Selama menggigit, nyamuk betina yang terinfeksi parasit Plasmodium dapat mentransmisikan parasit tersebut ke dalam darah manusia.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Harvard T.H. Chan School of Public Health menunjukkan bahwa proses penularan malaria juga terkait dengan aspek biologi seksual nyamuk Anopheles. Penelitian ini menemukan bahwa beberapa nyamuk betina memiliki kemampuan untuk menyimpan parasit Plasmodium dalam saluran reproduksi mereka.
Sebagai akibatnya, nyamuk-nyamuk ini dapat mentransmisikan parasit melalui gigitan pada manusia tanpa terkait dengan jumlah darah yang dihisap. Penemuan ini mengungkapkan peran penting reproduksi nyamuk Anopheles dalam penularan penyakit malaria.
CDC juga menjelaskan bahwa nyamuk Anopheles termasuk dalam kelompok nyamuk nokturnal, yang berarti mereka lebih aktif mencari makan pada malam hari. Nyamuk-nyamuk ini biasanya mencari makan antara senja dan fajar, dengan puncak aktivitas pada waktu menjelang tengah malam. Oleh karena itu, risiko gigitan nyamuk Anopheles yang terinfeksi Plasmodium meningkat selama periode ini.
Selain itu, World Health Organization (WHO) menjelaskan bahwa ada lebih dari 400 spesies nyamuk Anopheles yang tersebar di seluruh dunia. Namun, tidak semua spesies ini dapat menjadi vektor penularan malaria.
Beberapa spesies nyamuk Anopheles lebih sering terkait dengan penularan malaria daripada yang lainnya. Misalnya, di Afrika Sub-Sahara, nyamuk Anopheles gambiae dan Anopheles funestus merupakan spesies yang paling umum dan berperan penting dalam penularan penyakit ini.
Untuk mengurangi penularan malaria, pencegahan dan pengendalian vektor nyamuk Anopheles merupakan faktor kunci. WHO merekomendasikan upaya pengendalian vektor yang meliputi penggunaan kelambu berinsektisida, penggunaan obat anti-nyamuk, pemantauan dan pengendalian populasi nyamuk, dan perbaikan lingkungan untuk mengurangi tempat perindukan nyamuk.
Pilihan editor : Malaria Sergap Amerika Serikat, Bagaimana Kasus Itu Mengganas di Florida danTexas