Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kabar kurang baik datang dari mantan asisten pelatih Luis Enrique di Barcelona, Juan Carlos Unzue. Melalui konferensi pers yang dilakukan di Camp Nou, ia mengumumkan bahwa dirinya mengidap penyakit neurologis langka. Seperti dilansir situs Reuters, penyakit yang dimaksudkan itu yakni Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS). “Dokter telah mendiagnosa ALS sejak Februari 2020,” katanya pada Kamis, 18 Juni 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lalu, apa itu Amyotrophic Lateral Sclerosis? Melansir dari situs Mayo Clinic, ALS adalah penyakit pada sistem saraf progresif yang mempengaruhi sel-sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Ini juga menyebabkan hilangnya kontrol otot.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyakit ALS sering ditandai dengan gejala otot berkedut dan kelemahan pada tungkai, atau bicara cadel. Para pasien ALS juga mengalami masalah otot yang mempengaruhi gerak, bicara, makan, dan bernapas. Sayangnya, tidak ada obat untuk penyakit fatal ini.
Berbicara tentang pemicunya, para ahli percaya bahwa ini dipengaruhi oleh interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan lingkungan. Beberapa faktor risiko itu meliputi:
- Keturunan
Lima hingga 10 persen orang dengan ALS dipastikan mewarisinya dari keluarga. Adapun berdasarkan penelitian, anak dengan ayah atau ibu yang mengidap ALS pasti memiliki peluang sebesar 50 persen untuk menderita penyakit serupa. - Usia dan jenis kelamin
Risiko ALS meningkat dengan bertambahnya usia, namun paling umum terjadi di antara usia 40 dan pertengahan 60-an. Sebelum usia 65 tahun, lebih banyak pria daripada wanita yang menderita ALS. Tapi perbedaan risiko akibat jenis kelamin ini menghilang setelah usia 70 tahun. - Genetika
Beberapa penelitian yang meneliti seluruh genom manusia menemukan banyak kesamaan dalam variasi genetik orang dengan ALS familial dan beberapa orang dengan ALS noninherited. Variasi genetik ini mungkin membuat orang lebih rentan terhadap ALS. - Merokok
Merokok adalah satu-satunya kemungkinan faktor risiko lingkungan untuk ALS. Risiko tampaknya paling besar bagi perokok wanita, terutama setelah menopause. - Paparan racun lingkungan
Beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan terhadap timbal atau zat lain di tempat kerja atau di rumah mungkin meningkatkan risiko ALS. Namun, tidak ada agen tunggal atau satu bahan kimia saja yang mampu secara konsisten menyebabkan ALS. - Pelayanan militer
Studi menunjukkan bahwa orang yang telah bertugas di militer memiliki risiko ALS yang lebih tinggi. Tidak jelas bagaimana dinas militer memicu pengembangan ALS. Namun ini mungkin berhubungan dengan paparan logam atau bahan kimia tertentu, cedera traumatis, infeksi virus, dan aktivitas yang intens.
SARAH ERVINA DARA SIYAHAILATUA | REUTERS | MAYOCLINIC