Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Marak Komik Digital, Komik Konvensional Bisa Bertahan?

Dulu, komik bergaya satire hanya dapat ditemui dalam bentuk media cetak. Sekarang, komik itu dapat dinikmati melalui media sosial.

6 Maret 2018 | 07.45 WIB

Ilustrasi komik Si Juki. ANTARA
Perbesar
Ilustrasi komik Si Juki. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa tahun lalu, komik bergaya satire hanya dapat ditemui dalam bentuk media cetak. Sekarang, karya seperti itu dapat dinikmati melalui media sosial. Cukup melalui gawai, Anda dapat tertawa lepas membaca hasil kreasi para komikus digital.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Komikus Muhamad ‘Mice’ Misrad mengatakan komikus sekarang ini perlu melek digital. Dia memanfaatkan lahan digital untuk mengunggah karyanya. Melalui akun Instagram @micecartoon.co.id, dia banyak berinteraksi dengan penggemarnya.

Baca: Minum Kopi, Pakai Gula atau Tidak? Simak Penjelasan Ahli

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut dia, tidak ada yang berbeda tentang proses kreatif kecuali pergeseran media dan teknologi saja. “Tantangan mungkin soal teknologinya saja. Kalau dari cerita, gaya, dan cara bertutur tetap khas dengan gaya sendiri. Selain itu, di platform komik online memang dibutuhkan keberagaman cerita,” tuturnya.

Mice mengatakan, di satu sisi, teknologi banyak membantu kerja para komikus, tapi karya mesti memenuhi tiga bobot, yakni menghibur, mendidik, dan bermanfaat. Satu bobot saja dapat dipenuhi oleh komikus, maka karya dapat dinilai baik. Dunia digital memang tidak dapat dilepaskan dari para komikus, tapi Mice menganggap format cetak masih menjanjikan.

Baca: Gary Oldman Menikah 5 Kali, Artis Ini Menikah Lebih dari 7 Kali

“Kalau saya sendiri masih percaya dan berpegang teguh pada ungkapan bahwa ‘Buku itu Abadi’. Meskipun, sekarang agak terseok-seok ya. Fenomena komik digital ini masih dalam tahap awal. Butuh adaptasi lama. Pada saatnya juga bisa saja kembali ke media konvensional, karena saya percaya ada pembaca yang masih menghargai karya komik dalam wujud buku atau dalam bentuk cetak lainnya.”

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus