Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mati Otak, Kondisi Apakah Itu?

Park Soo Ryun meninggal tersebab mati otak setelah terjatuh dari tangga

13 Juni 2023 | 10.07 WIB

Ilustrasi otak. Pixabay
Perbesar
Ilustrasi otak. Pixabay

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Korea Selatan yang membintangi drama Snowdrop, Park Soo Ryun meninggal dalam usia 29 tahun setelah terjatuh dari tangga. Park Soo Ryun dinyatakan mati otak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Mengutip Pinkvilla dan Koreaboo, menurut media Korea Selatan, Osen, pada Ahad, 11 Juni 2023, Park Soo Ryun ditemukan tidak sadar di tangga rumahnya. Mengutip Donga Daily, Park Soo Ryun sempat menerima pertolongan pertama medis, tapi tidak terselamatkan.

Tentang mati otak

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Mati otak dipahami sebagai kematian serebral total. Kondisi ini ketika fungsi otak sepenuhnya berhenti. Orang yang mengalami mati otak dinyatakan telah meninggal. Mati otak terjadi ketika pasokan oksigen ke otak terhenti sepenuhnya. Kondisi ini tersebab gangguan sirkulasi darah atau kerusakan yang parah di otak.

Merujuk National Health Service  UK, batang otak bagian yang terhubung ke sumsum tulang belakang. Itu bagian dari sistem saraf pusat di tulang belakang. Batang otak mengatur sebagian besar fungsi otomatis tubuh yang penting untuk kehidupan.

Batang otak membantu mengatur pernapasan, detak jantung, dan tekanan darah. Batang otak juga berfungsi menyampaikan informasi dari otak ke seluruh tubuh. Itu sebabnya penting dalam fungsi inti otak, seperti kesadaran, dan gerak.

Setelah kematian otak, tidak mungkin seseorang tetap sadar karena tidak ada aktivitas listrik yang terdeteksi. Tidak ada respons sadar atau gerak yang dihasilkan. Berbagai fungsi penting seperti pernapasan, pemrosesan informasi, kesadaran, dan kendali otot pun tidak beraktivitas lagi. 

Mati otak berbeda dengan koma. Saat koma, aktivitas otak masih ada meskipun sangat terganggu. Adapun mati otak, tidak ada aktivitas yang terdeteksi sama sekali. 

Dalam beberapa kasus, orang yang mati otak tetap hidup, karena fungsi vital dijaga dengan dukungan medis. Salah satunya penggunaan mesin untuk menjaga pernapasan dan sirkulasi darah. Namun, kondisi ini hanya bertahan selama masih ada tindakan medis.

Mengutip Verywell Health, dokter akan menyatakan pasiennya mengalami mati otak setelah memastikan tiga hal. Pertama, tubuhnya tidak mererspon, tak refleks, dan mengalami apnea atau ketakmampuan untuk bernapas tanpa ventilator.

Dokter bisa melakukan tes tambahan seperti menggunakan elektroensefalogram (EEG) untuk mengukur gelombang otak. EEG akan menunjukkan gelombang yang datar, menandakan ketiadaan aktivitas karena mati otak.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus