Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Memahami Rhabdomiolisis, Dampak Olahraga Berlebihan

Olahraga memang salah satu gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Tapi bila berlebihan, dampaknya justru sebaliknya.

30 Juli 2023 | 12.28 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi wanita lelah usai berolahraga. Freepik.com/Drazen Zigic

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Rutin berolahraga memang salah satu gaya hidup sehat untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun, olahraga yang baik adalah yang disesuaikan dengan kemampuan tubuh. Terlalu banyak berolahraga bisa menyebabkan rhabdomiolisis, kondisi ketika otot mengalami kerusakan yang membuat zat-zat di dalamnya masuk ke dalam aliran darah. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemula yang memaksakan berolahraga melampaui batas tubuh tanpa bimbingan atau atlet yang berlatih terlalu sering tanpa istirahat berisiko tinggi mengalami rhabdomiolisis atau rhabdo, seperti dilaporkan Medical Daily. Pakar kedokteran olahraga Profesor William Roberts menjelaskan ketika berolahraga, otot melepaskan zat yang disebut kreatin kinase ke dalam aliran darah. Tetapi proses pelepasan tersebut dapat berbahaya jika otot juga melepaskan zat lain seperti kalium atau mioglobin, yang dapat menyebabkan komplikasi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hampir semua orang yang berolahraga untuk meningkatkan performa akan melepaskan atau membocorkan beberapa kreatin kinase ke dalam aliran darah. Ini menjadi masalah ketika sel otot melepaskan kandungan lain seperti kalium atau mioglobin, yang menyebabkan komplikasi," jelas Roberts.

Sebabkan gagal ginjal
Kandungan mioglobin berlebihan dalam aliran darah dapat membahayakan ginjal karena dapat menyebabkan gagal ginjal. Selain itu, kandungan zat dalam otot yang masuk ke aliran darah dapat menghambat proses pembekuan yang menyebabkan pendarahan spontan.

Salah satu gejala umum rhabdomiolisis adalah pembengkakan otot, yang terjadi karena pelepasan mioglobin dan kalium dari otot yang rusak ke dalam aliran darah. Warna urine yang berubah gelap juga menjadi gejala rhabdomiolisis karena tingginya kadar mioglobin, yang merupakan protein berpigmen merah, yang dilepaskan dari otot yang rusak ke dalam darah dan akhirnya diekskresikan dalam urine.

Gejala lain adalah nyeri otot karena rhabdomiolisis dapat menyebabkan inflamasi dan kematian sel otot yang signifikan. Nyeri otot terjadi setelah latihan intens karena kerusakan otot ringan. Karena itu, penting untuk menyesuaikan dengan kemampuan tubuh ketika berolahraga agar tetap mendapatkan tubuh yang sehat dan bugar sekaligus menjaga otot dari kerusakan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus