Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Membaca buku saat berada dalam mobil atau transportasi bergerak lain, bagi sebagian orang bisa menyebabkan pusing dan mual. Hal ini terjadi karena adanya ketidakselarasan antara mata dan telinga. Pasalnya selain sebagai indra pendengaran, telinga juga berperan sebagai pengatur keseimbangan seseorang. Sehingga ketika terjadi ketidakselarasan antara mata dan telinga, keduanya akan memberikan sinyal yang berbeda ke otak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jelasnya sinyal berbeda tersebut dipengaruhi oleh mata yang akan mengirimkan sinyal ke otak bahwa kondisi buku sedang tidak bergerak. Sementara itu, telinga yang memiliki fungsi pengatur keseimbangan mengirimkan sinyal bahwa mobil yang melaju dideteksi sebagai gerakan oleh telinga kemudian dikirim ke otak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alhasil dengan adanya dua sinyal berbeda yang dihantarkan ke otak justru menyebabkan ketidakstabilan sehingga otak kebingungan, reaksi inilah yang menimbulkan perasaan mual. Kondisi seperti ini juga sering disebut sebagai mabuk perjalanan, walaupun tanpa membaca buku atau bermain gawai. Kondisi inilah yang dikhawatirkan sebagian orang saat perjalanan naik mobil untuk jarak yang jauh.
Kondisi ini bisa terjadi lebih parah saat bergerak di jalan yang tidak datar. Hal ini terjadi karena guncangan yang hebat akan semakin memperberat perbedaan sinyal yang dihantarkan ke otak oleh mata dan telinga. Bukan hanya di mobil, kondisi tidak aman ini juga bisa terjadi ketika berada di dalam pesawat, kereta, kapal laut atau kendaraan lainnya.
Hingga kini masih dilakukan penelitian mengenai adakah faktor lain penyebab rasa mual dan pusing ketika membaca di dalam mobil. Namun perbedaan sinyal yang disampaikan ke otak lah yang dipercaya sebagai penyebab dasar sensasi mengganggu tersebut.
RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION