Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Manusia memiliki dua fase pertumbuhan gigi dalam. Ketika usia anak-anak, akan tumbuh sekitar 20 gigi. Ketika memasuki usia dewasa, gigi ini rontok dan digantikan 32 gigi permanen. Namun, terdapat sejumlah kasus di mana seseorang memiliki gigi lebih dari 32. Ini dikenal sebagai hyperdontia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Healthine, hyperdontia merupakan suatu kondisi yang menyebabkan gigi tumbuh terlalu banyak di mulut. Gigi ekstra ini disebut juga dengan gigi supernumerary. Gigi tersebut dapat tumbuh di mana saja pada area melengkung tempat gigi menempel pada rahang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Web MD, sekitar 3,8 persen orang memiliki satu atau lebih gigi ekstra. Gigi ekstra bisa terlihat, bisa juga tidak menembus gusi. Hyperdontia pada anak-anak cenderung lebih tidak disadari. Hal ini karena gigi susu ekstra cenderung terlihat normal, tumbuh teratur, dan sejajar dengan gigi lainnya.
Terdapat tiga jenis gigi ekstra yang dapat terbentuk, yakni:
- Mesiodens. gigi ekstra yang tumbuh di belakang dua gigi depan (gigi seri rahang atas), ini adalah jenis gigi ekstra yang paling umum.
- Paramolar. tumbuh di sebelah geraham.
- Distomolar. tumbuh sejajar dengan geraham.
Hyperdontia umumnya tidak menyakitkan. Namun, terkadang gigi ekstra dapat memberi tekanan pada rahang dan gusi sehingga membuatnya bengkak dan nyeri. Kepadatan yang disebabkan oleh hyperdontia juga dapat membuat gigi permanen terlihat bengkok.
Penyebab pasti hyperdonsia tidak diketahui. Sejumlah ahli percaya hal ini bisa disebabkan beberapa kondisi genetik, di antaranya:
- Sindrom Gardner. Kelainan genetik langka yang menyebabkan kista kulit, pertumbuhan tengkorak, dan pertumbuhan usus besar.
- Sindrom Ehlers-Danlos. Kondisi bawaan yang menyebabkan persendian kendur, kulit mudah memar, skoliosis, serta nyeri otot dan persendian.
- Penyakit fabri. Sindrom ini menyebabkan ketidakmampuan untuk berkeringat, tangan dan kaki yang terasa sakit, ruam kulit merah atau biru, dan sakit perut.
- Celah langit-langit dan bibir. Cacat lahir ini menyebabkan lubang di langit-langit mulut atau bibir atas, kesulitan makan atau berbicara, dan infeksi telinga.
- Displasia kleidokranial. Keadaan ini menyebabkan perkembangan abnormal tengkorak dan tulang selangka.
Sebagian orang dengan hyperdontia tidak memerlukan perawatan, tetapi ada juga yang memerlukan pencabutan gigi ekstra ini. Dokter gigi kemungkinan akan merekomendasikan untuk mencabut gigi ekstra dengan alasan berikut:
- Memiliki kondisi genetik yang menyebabkan gigi ekstra muncul.
- Gigi ekstra menyebabkan tidak bisa mengunyah dengan benar.
- Merasa sakit atau tidak nyaman karena kepadatan penduduk.
- Kesulitan menyikat gigi karena gigi ekstra yang dapat menyebabkan pembusukan atau penyakit gusi.
- Merasa tidak nyaman atau tidak percaya diri karena adanya gigi ekstra.
HATTA MUARABAGJA