Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kini stroke iskemik yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah otak bisa lebih mudah dan cepat dideteksi. Kabar baik itu datang setelah dokter spesialis saraf Universitas Indonesia, Al Rasyid, menemukan alat bernama mikrokapiler digital, yang berfungsi membaca angka viskositas atau kekentalan pada darah. Tingkat kekentalan darah tersebut bisa digunakan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya stroke iskemik pada pasien.
Alat lain untuk mengukur viskositas bukannya tak ada. Sebelum mikrokapiler digital ditemukan, rumah sakit di dunia menggunakan alat bernama Brookfield LV-DV III bikinan Amerika Serikat. Namun tak semua rumah sakit mampu membelinya karena harganya hampir Rp 1 miliar. Di Indonesia, hanya Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang memilikinya.
Itulah yang mendasari Al Rasyid putar otak membikin alat yang jauh lebih murah tapi dengan akurasi yang tak kalah dibanding Brookfield. Selain harganya murah, ia ingin alatnya bisa dibawa ke mana-mana (portable), agar siapa pun di mana pun bisa memeriksa kekentalan darah. Jika viskositas diketahui, pencegahan pun bisa dilakukan. "Penderita stroke sekarang terbilang muda, yakni usia 40-45 tahun. Tindakan preventif ataupun kuratif dini akan berdampak positif bagi orang-orang di usia produktif itu," kata Al Rasyid saat ditemui di Jakarta, Selasa pagi pekan lalu.
Mikrokapiler digital, yang biaya produksinya hanya Rp 5 juta, adalah buah utak-atik Al Rasyid sejak 2005. Dengan biaya produksi tersebut, ongkos sekali tes dengan mikrokapiler digital diperkirakan hanya Rp 20 ribu, jauh lebih murah dibanding uji viskositas di laboratorium besar dengan Brookfield, yang mencapai Rp 250 ribu untuk sekali tes. Alat itu sendiri sudah diujicobakan ke puluhan pasien stroke iskemik di Jakarta, dengan hasil berupa akurasi 88,98 persen.
Penemuan mikrokapiler digital sekaligus membuat pria 52 tahun asal Sampit, Kalimantan Tengah, itu mendapat gelar doktor. Disertasinya yang berjudul "Efektivitas Mikrokapiler Digital sebagai Alat Ukur Nilai Viskositas Darah untuk Prediksi Prognosis Stroke Iskemik Akut" itu lolos ujian 17 Juni lalu. Dalam uji doktoralnya, Al Rasyid sekaligus mengungkapkan mikrokapiler digital sudah dipatenkan ke Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia pada medio Juni tahun lalu dan bakal dipasarkan massal.
Temuan Al Rasyid berawal dari pengamatan bahwa stroke iskemik akut dipengaruhi kecepatan aliran darah, kekentalan darah, dan kondisi pembuluh darah. "Selama ini, penanganan stroke lebih terfokus pada tekanan darah dan kadar kolesterol, sedangkan pemeriksaan kekentalan darah belum jadi prosedur. Padahal ternyata, pada kasus pasien stroke, viskositas adalah faktor determinan karena mempengaruhi aliran darah ke otak," ujar Al Rasyid.
Penelitian Al Rasyid sebelum ini menyatakan pasien stroke iskemik akut mengalami peningkatan viskositas darah pada serangan 24 jam pertama. Darah bertambah kental 40 persen dari tingkat kekentalan normal pada laki-laki sebesar 4,85-5,09 poise dan pada perempuan 4,37-4,7 poise.
Jika kekentalan darah meningkat, aliran darah ke otak bisa terhambat. Darah terhambat berarti suplai oksigen terhambat, sehingga sel-sel di otak mati. Saat itulah stroke terjadi. Kekentalan darah sendiri dipengaruhi gaya hidup, seperti merokok, kadar gula tinggi dalam darah, dan penyakit jantung.
Nah, jika viskositas terdeteksi lebih cepat, diharapkan stroke iskemik masih bisa dicegah sehingga tak sampai terjadi infark atau serangan jantung. "Butuh tata laksana yang cepat dan tepat pada fase akut stroke. Sedangkan sebelum ini tak tersedia alat yang sahih, praktis, dan mudah dibawa ke mana pun untuk pemeriksaan viskositas darah," kata Al Rasyid.
Proses menggunakan mikrokapiler digital, yang dilengkapi laser, mudah dan cepat. Pasien hanya perlu "menyelundupkan" 0,5 cc darahnya pada pipa kapiler berdiameter 0,5 milimeter. Pipa itu kemudian disusupkan pada mikrokapiler digital yang sudah tersambung ke arus listrik.
Setelah itu, alat yang dilengkapi penghitung waktu ini akan mengukur viskositas dengan menghitung waktu yang dibutuhkan sampel darah memenuhi tabung, dari awal melewati sensor pertama hingga ke sensor kedua. Hanya dalam waktu 4,7 detik, monitor pada mikrokapiler digital pun akan menunjukkan nilai viskositas darah. Jauh lebih cepat dibanding Brookfield LV-DV III, yang butuh lebih dari empat jam untuk pengecekan serupa.
Mikrokapiler digital juga lebih "bersahabat" soal suhu. Sementara Brookfield mesti dikondisikan stabil pada suhu ruangan tertentu menggunakan air, tidak demikian dengan mikrokapiler digital. Alat buatan Al Rasyid ini sudah memiliki pengaturan suhu sendiri, yang bisa dipertahankan pada 37 derajat Celsius. Ihwal cara mikrokapiler digital bisa mempertahankan suhu tertentu, Al Rasyid tutup mulut. "Itu rahasia," ujarnya.
Dokter spesialis patologi klinik Ina Soesanti Timan menyambut baik temuan Al Rasyid. Menurut dia, pengukuran viskositas mikrokapiler digital lebih praktis dibanding alat lama. Sebab, sementara alat Brookfield LV-DV III tak bisa dipindahkan karena faktor suhu dan ukuran yang besar, mikrokapiler digital bisa ditenteng ke mana-mana. Selain berukuran mungil-hanya setengah kotak sepatu-mikrokapiler digital hanya berbobot 3 ons. Cara pemakaian mikrokapiler digital juga lebih mudah dibanding Brookfield LV-DV III.
"Hanya teknisi medis terlatih yang paham cara penggunaan Brookfield. Sedangkan mikrokapiler digital mudah dipakai siapa pun di mana pun. Jadi, ke depannya, Brookfield hanya akan jadi alat konfirmasi setelah pasien mengecek sendiri nilai viskositas darahnya di rumah," kata Ina saat ditemui Selasa siang pekan lalu.
Al Rasyid menyebutkan alatnya sengaja dibuat mungil dan sederhana, agar bisa digunakan setiap orang, terutama yang memiliki faktor risiko stroke. Pengecekan rutin dianjurkan Al Rasyid karena stroke iskemik masih mungkin dicegah selama belum terjadi hiperviskositas. "Saya sarankan pengecekan dilakukan rutin setidaknya sepekan sekali. Tapi, kalau pasien dengan faktor risiko, misalnya perokok, lebih aman jika lebih sering tes viskositas," ujarnya.
Adapun jika viskositas darah telanjur tinggi, pasien diharapkan segera mendapat terapi dan mengkonsumsi obat pentoxifylline untuk mengurangi kekentalan darah. Obat yang akan dipasarkan berbarengan dengan mikrokapiler digital tersebut, Al Rasyid menekankan, berbeda dengan obat pengencer darah yang diberikan untuk mengatasi pembekuan darah.
Kendati mikrokapiler digital menawarkan sederet keunggulan, dokter spesialis penyakit dalam Samsuridjal Djauzi menilai terobosan Al Rasyid itu masih perlu diteliti lebih lanjut. Apalagi akurasi mikrokapiler digital "masih" 88,98 persen. "Sensitivitas alat baru bisa dikatakan aman ketika sudah mencapai 95 persen," kata Sjamsuridjal saat ditemui di Jakarta, Selasa sore pekan lalu.
Isma Savitri
Stroke iskemik
Stroke iskemik akut dipengaruhi kecepatan aliran darah, kekentalan darah, dan kondisi pembuluh darah. Selama ini, penanganan stroke lebih terfokus pada tekanan darah dan kadar kolesterol, sedangkan pemeriksaan kekentalan darah belum jadi prosedur.
Mendeteksi Stroke dengan Mikrokapiler Digital
- Pasien hanya perlu "menyelundupkan" 0,5 cc darahnya pada pipa kapiler berdiameter 0,5 milimeter.
- Pipa itu kemudian disusupkan pada mikrokapiler digital yang sudah tersambung ke arus listrik.
- Hanya dalam waktu 4,7 detik, monitor pada mikrokapiler digital akan menunjukkan nilai viskositas darah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo