Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jerawat adalah salah satu masalah kulit yang paling banyak terjadi dan dialami oleh perempuan maupun laki-laki. Pengobatan untuk mengontrol gejala dan tingkat keparahan jerawat terbilang tidak mudah karena resistensinya terhadap antibakteri, seperti antibiotik dari golongan linkosamida.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak pun menguji potensi ekstrak bawang hitam tunggal untuk menghambat pertumbuhan patogen penyebab jerawat, yakni Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, dan Staphyllococcus epidermidis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua peneliti, dr. Ambar Rialita, Sp.KK., dalam pengumuman tim pemenang program “Hair and Skin Research Grant 2022" di Jakarta, Selasa, 20 September 2022, mengatakan bawang hitam diketahui mengandung senyawa aktif antibakteri yang lebih tinggi dibanding bawang putih segar. Senyawa aktif ini yakni allicin dan S-allyl cysteine (SAC) yang diketahui memiliki sifat antibakteri untuk melawan bakteri berdinding sel tebal (bakteri Gram positif) maupun bakteri dengan dinding sel yang lebih tipis (Gram negatif).
"Karena allicin memang karena proses fermentasi akan berkurang, tetapi meningkat semua kandungan yang ada di bawang hitam itu, termasuk SAC, sehingga fungsi dari SAC membantu penyerapan dari allicin. Otomatis kalau penyerapan banyak, efek antibakteri juga lebih optimal," kata Ambar.
Efek antibakteri
Dia mengatakan pembuatan bawang hitam dilakukan dengan menginkubasi bawang putih siung tunggal pada suhu 70 derajat Celcius dengan kelembapan 80-90 persen selama 21 hari. "Kita in-vitro dulu bukan ke manusia atau hewan, masih laboratorium. Setelah kita lakukan fermentasi menjadi bawang hitam, kemudian akan kita lakukan ekstraksi," jelas Ambar.
Dia berharap penggunaan bawang hitam dapat memaksimalkan efek antibakteri. Selain antibakteri, bawang hitam juga mungkin memiliki fungsi antijamur dan antioksidan namun memerlukan penelitian lanjutan.
"Jadi nanti dalam bentuk salep, oles, masker, itu nanti kita lakukan penelitian lanjutan," ujar Ambar.
Dia menambahkan bawang hitam terasa lebih enak, lebih empuk, serta rasa dan aromanya tak terlalu terasa dibanding bawang putih. Bawang hasil fermentasi ini dapat dimakan langsung.
"Kenyal-kenyal kayak agar-agar atau kalau mau dicincang-cincang dimasukan ke makanan juga bisa," ujarnya.
Penelitian Ambar dan tim menjadi salah satu dari lima tim pemenang program filantropi yang digelar Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan kelamin Indonesia (PERDOSKI) bekerja sama dengan Universitas Indonesia dan L’Oréal. Ketua Umum PERDOSKI, Dr. dr. M. Yulianto Listiawan, Sp.KK(K), mengatakan menerima 29 proposal penelitian pada program 2022.