Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Mengulik Sejarah dan Alasan di Balik 29 Juni Ditetapkan Hari Keluarga Nasional

Hari Keluarga Nasional adalah sebuah perayaan yang diadakan untuk memperingati pentingnya peran keluarga dalam kehidupan masyarakat.

29 Juni 2023 | 17.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi keluarga makan bersama di meja makan. Foto: Freepik.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga adalah unit dasar dalam struktur sosial manusia dan hari ini, tepatnya tanggal 29 Juni dalam kalender adalah Hari Keluarga Nasional. Secara umum, keluarga merujuk pada sekelompok orang yang saling terkait oleh hubungan darah, pernikahan, atau adopsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keluarga juga berperan dalam mendidik anak-anak, mentransmisikan nilai-nilai budaya, dan memberikan dukungan sosial. Keluarga juga bisa menjadi tempat di mana individu belajar tentang interaksi sosial, keterampilan hidup, dan mengembangkan identitas mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada bulan Juni ini adalah hari nasional lain yang dinyatakan pemerintah untuk dirayakan, tepatnya pada 29 Juni. Hari Keluarga Nasional (Harganas). Hari keluarga Nasional dikenang secara nasional karena menunjukkan peran penting keluarga. 

Keluarga juga berperan penting dalam upaya membangun ketahanan nasional dalam mencapai persatuan dan kesatuan bangsa. Keluarga menjadi kekuatan pembangun bangsa. 

Sejarah 29 Juni 

Perjuangan rakyat Indonesia untuk merebut kemerdekaan menjadi alasan lahirnya Hari Keluarga Nasional (Harganas). Pasalnya, banyak warga Indonesia yang harus dan rela melakukan wajib militer yang mengharuskan berpisah dengan keluarganya. 

Pada hari dan bulan itu, Tentara Republik Indonesia (TRI) yang bergerilya melawan penjajah tiba di Yogyakarta dan kembali ke keluarga masing-masing. Selain itu, 29 Juni 1970 juga merupakan puncak kristalisasi semangat para pejuang Keluarga Berencana (KB). 

Proklamasi Peringatan Hari Keluarga Nasional dicanangkan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 Juni 1993 di Provinsi Lampung. Peringatan Hari Keluarga bertujuan agar seluruh masyarakat Indonesia memahami betapa pentingnya keluarga.  

Prof. Dr. Haryono Suyono merupakan tokoh yang memperkenalkan Hari Keluarga Nasional. Kemudian Prof. Haryono Suyono menjabat sebagai Presiden Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada masa kepemimpinan Presiden Suharto. Saat ini, instansi pemerintah tersebut telah berganti nama menjadi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang dipimpin oleh Dr. berubah Cepat Wardoyo.

Dilansir dari situs resmi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dengan perjuangan panjang, pada 22 Juni 1949 Belanda menyerahkan kedaulatan bangsa Indonesia secara utuh. Seminggu setelah itu, tepatnya 29 Juni 1949 para pejuang kembali kepada keluarganya. Hal inilah yang melandasi lahirnya Hari Keluarga Nasional (Harganas).

Hari Keluarga Nasional juga merupakan perwujudan Hari Pertasi Kencana (Pertanian, Koperasi, Keluarga Berencana), yang dirayakan secara kolektif sebelum dimulainya peringatan Harganas. Kemudian, BKKBN menjadi pelopor hari keluarga nasional sejak tahun 2014.

Mengingatkan pentingnya hubungan keluarga yang baik, yang pada gilirannya membuat hidup orang lebih bahagia. Peringatan Harganas tidak hanya sekedar mengenang, tetapi juga kampanye untuk menyadarkan masyarakat akan berbagai persoalan yang merusak hubungan keluarga, seperti narkoba, kekerasan dalam rumah tangga dan berbagai persoalan kompleks yang dapat merusak hubungan keluarga. 

Dikutip dari Undang-undang Nomor 10 Tahun 1992 dan PP Nomor 21 Tahun 1994 menjelaskan ada delapan fungsi yang harus dijalankan suatu keluarga, yaitu:

1. Fungsi agama
2. Fungsi sosial budaya 
3. Fungsi cinta kasih
4. Fungsi melindungi 
5. Fungsi reproduksi 
6. Fungsi pendidikan 
7. Fungsi ekonomi 
8. Fungsi pembinaan lingkungan

Pemilihan tanggal dan bulan memiliki nilai sejarah yang dalam. Tanggal 29 Juni melambangkan semangat para pejuang program KB untuk memperkokoh dan memperluas pelaksanaan program KB. Secara resmi, pemerintah menjadikan program KB sebagai program nasional, seiring dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 29 Juni 1970.  

Namun,  29 Juni hampir tidak dikenal masyarakat umum sebagai Hari Keluarga Nasional. Bahkan banyak pejabat pemerintah yang tidak mengetahui adanya Hari Keluarga Nasional di republik ini. Sosialisasi Hari Keluarga Nasional harus dioptimalkan. Di sisi lain, rasa memiliki terhadap hari keluarga harus ditingkatkan. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus