INI kabar baik buat para ibu yang sulit melahirkan. Ada obat baru yang bermanfaat untuk induksi persalinan. Termasuk golongan Prostaglandin (Pg), obat itu bernama Protin-E 2. Para ahli kebidanan dan kandungan yang tergabung dalam Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), yang berseminar di Bali tahun lalu, telah mencobakan Prostin-E 2 -- dan membandingkannya dengan obat lama, Oxytocin -- di enam rumah sakit besar, di Jawa dan luar Jawa. Pekan lalu Prostin-E 2 dimasalahkan kembali, melalui seminar Induksi Persalinan dengan Prostaglandin, di Hotel Horizon Jakarta. Dihadiri sekitar 300 peserta, seminar juga mengundang pembicara Prof. Andrew Alexander Calder dari Universitas Edinburg, Inggris. Dalam makalahnya, Calder mengungkapkan bahwa Pg bisa dijadikan alternatif utama pada induksi persalinan. Selama ini induksi persalinan (tindakan mempercepat proses persalinan bayi) dilakukan dengan pemecahan selaput ketuban dan pemberian perangsang otot rahim seperti Oxytocin. Menurut Calder, tindakan induksi perlu dilakukan pada kondisi darurat yang mengancam jiwa bayi dan ibu, seperti perdarahan, infeksi seluruh tubuh (sepsis), dan eclampsia, keracunan kehamilan yang antara lain ditandai dengan hipertensi, bengkak-bengkak, dan kejang. Repotnya, banyak kasus induksi dengan Oxytocin dipersulit oleh leher rahim yang belum siap (belum "matang"), dengan lubang pembukaan yang sangat kecil atau bahkan buntu sama sekali. "Pada kondisi seperti ini, Prostaglandin jauh lebih efisien untuk melancarkan persalinan daripada Oxytocin," kata Calder. Selain itu, pemakaian Pg yang dimasukkan ke vagina dianggap lebih mudah ketimbang Oxytocin yang mesti diinfuskan. "Dengan tersedianya Prostaglandin, kita memiliki persenjataan yang semakin lengkap," ujar Dr. Biran Affandi, dari Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UI. Di Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad, misalnya, 67% dari 30 kasus induksi dengan Pg berhasil melahirkan tanpa memerlukan obat lain. Hanya 33% sisanya perlu tambahan Oxytocin. Begitu pula di lima rumah sakit lain, Pg terbukti efektif dan aman. "Pemberian lewat vagina lebih efektif," kata Calder. "Selain dosis yang dipakai cukup rendah, efek sampingnya juga semakin sedikit." Prostaglandin memang unik. Telah lama zat ini diintip para ahli. Von Euler di Swedia dan Goldblatt di Inggris secara terpisah menemukan bahwa sperma mengandung Prostaglandin. Secara tradisional, menurut Calder, di Afrika ada yang melakukan induksi persalinan dengan cara mengundang sang suami agar menyebadani istrinya, yang tengah mengalami kesulitan persalinan. Rupanya sperma suami itu mengandung Prostaglandin. Kelebihan lain Prostaglandin ialah, zat ini beraksi tidak saja di bagian atas otot rahim, tapi juga mengendurkan jepitan leher rahim. Dengan begitu, kata Calder, bayi lebih mudah keluar akibat adanya dorongan otot rahim, yang berkontraksi disertai melonggarnya leher rahim. Cuma, harganya cukup mahal. Satu tablet bisa sampai 10 dolar AS.Syafiq Basri
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini