Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Mitos Keliru soal Olahraga, Cek Faktanya

Banyak mitos keliru seputar olahraga. Agar tidak salah kaprah dan bisa mendapatkan hasil yang semestinya, cek faktanya.

31 Agustus 2019 | 08.06 WIB

ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)
Perbesar
ilustrasi olahraga treadmill (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang yang mungkin masih mempercayai mitos-mitos yang beredar soal olahraga. Cotohnya, squat yang tidak baik untuk kesehatan lutut, angkat beban membuat otot lengan terlihat menyeramkan, dan masih banyak lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Agar tidak salah kaprah, berikut berbagai mitos keliru soal olahraga, dilansir dari Esquire.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

#Kebanyakan orang lebih memedulikan postur tubuh dibanding olahraga itu sendiri. Dada busung, bahu tegap agar terlihat gagah saat berolahraga justru tidak disarankan. Postur demikian membatasi gerak bahu sehingga tumpuannya ada di tulang belakang. Pertama, hal tersebut akan mengganggu pernapasan, rusuk dan diafragma menempel sehingga memaksa Anda untuk menghirup napas melalui bahu, dada, dan leher. Hasilnya, tubuh bagian atas menegang, otot mengencang, dan napas tersengal-sengal serta berujung pada stres.

#Pengulangan dalam waktu lama baik untuk ketahanan, sementara pengulangan dalam waktu singkat baik untuk kekuatan. Faktanya, pengulangan yang dilakukan dalam waktu singkat meningkatkan keduanya, baik kekuatan maupun ketahanan. Melakukan aktivitas olahraga tertentu dengan intensitas rendah namun dilakukan berulang kali dapat meningkatkan ketahanan.

#Angkat beban untuk otot, kardio untuk membakar lemak. Ingin menambah atau menurunkan berat badan, angkat beban akan mengubah bentuk fisik seseorang. Kunci untuk menurunkan berat badan adalah diet, bukan kardio. Jika Anda memakan lebih banyak kalori daripada kalori yang dibakar, berat badan akan bertambah. Jika Anda memakan lebih sedikit kalori, maka berat badan akan berkurang.

ilustrasi olahraga (pexels-photo)

#Kardio lambat tidak efisien. Kardio lambat berarti olahraga aerobik tradisional seperti bersepeda atau jogging. Jika dilakukan secara benar, keduanya dapat meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh, terutama jantung, sekaligus mempercepat masa peneyembuhan.

“Untuk menjadi yang tercepat, hindari intensitas antara 65 hingga 95 persen untuk memaksimalkan usaha yang Anda lakukan; lakukan kurang dari 65 atau lebih dari 95 persen,” ujar Charlie Francis, pelari cepat Olimpiade sekaligus pelatih mantan sprinter Ben Johnson.

#Urat lutut tegang. Lakukan pemanasan. Memang masuk akal jika urat atau otot terasa tegang, lakukan pemanasan, otot akan mengendur. Pemanasan tidak menyelesaikan masalah sebenarnya, otot lutut hanya akan menegang kembali. Umumnya, otot lutut mengencang karena tulang panggul tidak sejajar, saat tegang, otot lutut melindungi tulang panggul agar tidak cedera.

#Karbohidrat bikin tubuh gemuk. Setiap orang butuh karbohidrat, tubuh mengubah karbohidrat menjadi glukosa sebagai bahan bakar otot, organ, dan otak. Meski sayur dan buah juga mengandung karbohidrat, buat yang sangat aktif, sumber tradisional karbohidrat seperti gandum, kentang, dan nasi dinilai lebih ideal untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat harian. Mengurangi karbohidrat memang dapat menurunkan berat badan, namun pastikan makanan pengganti yang dipilih benar-benar bernutrisi.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus