Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Nyeri Lutut: Suara Retakan di Tulang Bisa Jadi Pertanda Buruk, Sebab...

Sekelompok penyakit dapat menyebabkan nyeri lutut khususnya saat menaiki dan menuruni tangga.

21 Januari 2024 | 17.25 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Dewasa ini semakin sering dijumpai anak muda berusia antara 25 hingga 35 tahun yang mengeluhkan nyeri lutut terutama saat menaiki dan menuruni tangga, jongkok atau berlutut, dan berkendara jarak jauh.

Bahkan banyak yang mengeluhkan suara seperti retakan pada tulang saat menjulurkan anggota badan atau saat berjalan. Gejala seperti rasa sakit saat menaiki dan menuruni tangga, saat bangun dari kursi, berlutut, dan mengemudi juga kerap dialami.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 “Hal ini biasanya disebabkan oleh kondisi yang disebut chondromalacia of patella (tulang tempurung lutut), yakni lapisan tulang rawan halus hingga tempurung lutut yang menjadi kasar,” jelas Dr. Raghu Nagaraj, Ahli Bedah Ortopedi & Penggantian Sendi dari Rumah Sakit Fortis, Bangalore seperti dikutip dari Times of India.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menyebut hal ini disebabkan berbagai penyebab seperti otot tegang, kelemahan otot dan terutama paha depan dan paha belakang, yang menyebabkan posisi patela miring dan dengan demikian meningkatkan gaya gesekan antara tulang paha dan patela.

Kondisi ini menjadi lebih umum karena kurangnya aktivitas fisik di kalangan anak muda karena aktivitas kerja dengan posisi duduk dalam waktu lama dan juga karena aktivitas fisik yang terlalu berat tanpa dilengkapi pemanasan dan peregangan yang tepat. Ini dapat dicegah terutama dengan melakukan latihan sendi lutut secara teratur yang terutama melibatkan latihan peregangan, penguatan dan pengkondisian otot paha depan, hamstring, dan gluteal.

“Masalah lutut juga dapat terlihat pada orang dewasa muda ketika mereka tiba-tiba mulai berolahraga namun otot belum siap karena kurangnya fleksibilitas. Lutut adalah bagian tubuh yang paling rentan karena seluruh beban tubuh menimpanya,” kata Ahli Ortopedi, Bedah Tulang & Sendi Narayan Hulse.

Penyebab nyeri lutut lainnya adalah robekan meniskus (shock absorber) pada lutut, yang umumnya terjadi akibat cedera puntir pada lutut, terutama saat melakukan aktivitas fisik seperti olahraga atau lari.

Hulse menjelaskan bahwa sekelompok penyakit dapat menyebabkan nyeri lutut khususnya saat menaiki dan menuruni tangga. Selama berjalan normal, berat badan ditanggung terutama oleh tulang paha (Femur) dan kaki (Tibia). Namun, saat menaiki tangga, berat badan harus ditanggung oleh sendi lutut yang tertekuk pada sudut yang terus berubah.

“Otot di sekitar lutut akan mengalami kejang karena otot paha bagian dalam lemah. Ini akan menarik tempurung lutut ke samping. Mekanisme pelindung lutut yang tidak membuatnya lentur ini membuat lutut dan persendian terasa sakit akibat aktivitas mendadak. Selain itu, hanya sedikit yang mendengar suara retakan saat gerakan lutut tiba-tiba dan kesulitan duduk dan bangun. Tidak ada yang akan berkonsentrasi pada paha bagian dalam saat berolahraga” tutur Hulse.

Kondisi umum yang memengaruhi itu disebut chondromalacia, atau melemahnya tulang rawan karena degenerasi, trauma, atau cedera olahraga. Dalam kondisi ini tulang rawan, bahan seperti bantalan “digunduli” dari tulang dan mulai bergesekan pada tulang paha. Ini dapat didiagnosis dengan pemeriksaan klinis. Beberapa pasien mungkin memerlukan X-ray atau MRI SCAN tetapi sebagian besar diobati dengan obat-obatan dan latihan sederhana. Jika rasa sakitnya parah, operasi lubang kunci, prosedur pencangkokan tulang rawan, atau penggantian lutut mungkin diperlukan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus