Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pasien diabetes melitus tipe 2 berisiko dua hingga tiga kali lipat mengalami depresi. Salah satu penyebab yang menjadi patofisiologi umum adalah karena adanya stres dan peradangan pada tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Diabetes adalah gangguan suasana hati yang menyatukan beberapa gejala yang mengubah fungsi individu dan mengganggu emosi, kognisi, dan perilaku," seperti yang dikutip dari American Psychiatric Association dalam Journal of Medicine and Life, Selasa 19 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Asosiasi Psikiatris Amerika, kriteria diagnostik untuk gangguan depresi mayor yang terjadi paada pasien diabetes tipe 2 terdiri dari gejala inti, baik suasana hati yang menurun, mudah tersinggung atau minat yang menurun. Selain itu, terdapat beberapa gejala seperti perasaan bersalah atau tidak berharga, kelelahan atau kehilangan energi, masalah konsentrasi, pikiran untuk bunuh diri atau pikiran tentang kematian. Ada pula pikiran penurunan berat badan atau penambahan berat badan, perubahan aktivitas seperti selalu merasa mengantuk atau tidak dapat tidur sama sekali yang berlangsung setidaknya selama 2 pekan.
"Prevalensi depresi meningkat secara moderat pada pasien pradiabetes dan pada pasien diabetes yang tidak terdiagnosis, dan meningkat tajam pada pasien diabetes yang sebelumnya terdiagnosis akhir," tulis Dokter Spesialis Endokrinologi yang juga peneliti di University of Medicine and Pharmacy, Bucharest, Romania, Carol Davila.
Kecemasan muncul pada 40 persen pasien dengan diabetes tipe 1 atau 2. Akibat adanya depresi dan kecemasan pada pasien diabetes melitus dapat memperburuk prognosis diabetes, meningkatkan ketidakpatuhan terhadap pengobatan medis yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien diabetes melitus.
Salah satu faktor penting yang dapat mendorong gejala diabetes melitus tipe 2 dan depresi adalah faktor lingkungan atau epigenetik yaitu status sosial ekonomi rendah. Penyebab umum lainnya untuk diabetes melitus tipe 2 dan depresi adalah kurang tidur, kurangnya latihan fisik, dan pola makan. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, kandidat utama untuk penyebab umum bisa jadi adalah aktivasi dan gangguan sistem stres yang mengaktifkan sumbu hipotalamus, hipofisis, adrenal dan sistem saraf simpatik.
"Pada pasien diabetes melitus produksi kortisol meningkat khususnya di korteks adrenal dan produksi adrenalin dan noradrenalin meningkat di medula adrenal," tulis Davila.
Pilihan Editor: Diabetes Anak: Kenali Risiko Diabetes Melitus di Usia Belia
CHETA NILAWATY