Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pemeriksaan Rutin, Apa Gunanya

Penelitian 3 tahun mengungkapkan check-up rutin diragukan. dianjurkan untuk meninggalkan saja chek-up. dokter keluarga bisa menganjurkan perlu tidaknya pemeriksaan lengkap. (ksh)

11 Juli 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEORANG diplomat senior baru saja meninggalkan posnya di Eropa. Dalam perjalanan pulang ke Indonesia dia mampir di Singapura. Mendengar banyak rekan-rekannya melakukan general medical check-up di kota itu, iseng-iseng ia memeriksakan kesehatannya pada sebuah pusat kesehatan di situ. Hasilnya ada kelainan pada jantungnya. Tentu saja ia kaget campur cemas. Sebab selama ini seingatnya gaya hidupnya cukup kalem untuk seorang yang berbakat kena serangan jantung. Kebiasaan-kebiasaan seperti merokok dan alkohol sudah lama dia jauhi. Latihan fisik juga tak kurang. Pemeriksaan kesehatan menyeluruh dan berkala yang mulai digandrungi kalangan atas sejak awal 1970-an memang mulai dicurigai faedahnya. Para dokter sendiri melihat upaya pemeriksaan kesehatan seperti itu tidak bisa mencegah penyakit. Keraguan terhadap faedah check-up nampak semakin tinggi. World Health Forum, berkala yang ditertibkan badan kesehatan dunia (WHO) dalam penerbitannya yang terakhir memuat hasil penelitian satuan tugas dokter-dokter Kanada. Dari penelitian yang berlangsung selama 3 tahun, satuan tugas itu menganjurkan untuk meninggalkan saja check-up tahunan yang mulai dilaksanakan sejak beberapa dekade yang lalu di Amerika Utara. "Kami menganggap general check-up secara rutin tidak akan mampu menunjukkan penyakit secara spesifik, tidak efisien, membuang-buang waktu dan merugikan," kata satuan tugas tadi. Tetapi satuan tugas dari Kanada itu tidak menganggap enteng usaha-usaha pencegahan penyakit. Terhadap orang orang yang dianggap punya risiko bakal terserang penyakit, mereka malahan menganjurkan pemeriksaan yang lebih intensif. Cuma mereka manganggap pemeriksaan kesehatan baru perlu dilaksanakan kalau sudah terlihat indikasi yang kuat. Mereka menganjurkan agar pemeriksaan dilakukan secara terarah untuk penyakit tertentu, misalnya mammography untuk mengetahui apakah seseorang ibu bakal kena serangan kanker payudara. Pemeriksaan triglyceride (lemak yang sering dihubungkan dengan serangan jantung) tidak mereka anjurkan. Namun pemeriksaan berkala untuk mencegah hipertensi atau darah tinggi sangat mereka anjurkan. General check-up yang selama ini dilakukan meliputi pemeriksaan fisik dan jiwa. Contoh darah, kecing dan tinja diambil. Hasil analisa laboratorium bisa meliputi puluhan macam. Tarifnya mencapai Rp 70.000. Di kalangan pemerintah sendiri sudah ada semacam keharusan pejabat eselon III ke atas menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh tiap tahun. Lembaga kesehatan penerbangan, Saryanto, di Jakarta, saban tahun menampung 2000 pejabat untuk diperiksa. Selain di pusat pemeriksaan kesehatan penerbang itu, fasilitas yang terdapat di RSPAD dan KSAL juga dimanfaatkan. Di luar kalangan pemerintah peminat cukup besar. Metropolitan Medical Center, klinik swasta terbesar di belakang Hotel Indonesia Sheraton, Jakarta saban bulan menampung sekitar 150 orang. Selain klinik-klinik swasta dan rumahsakit, biro-biro perjalanan pun mencari kesempatan. PT Express Sale Agency di Jakarta sejak awal 1980 menyelehggarakan package tour (termasuk check-up) ke Taiwan dengan biaya US$ 900. Banyak juga para pejabat di Indonesia yang secara teratur melakukan pemeriksaan general check-up ke klinik-klinik di Taipeh, ibukota Taiwan. Kalau mau check-up di Singapura saja, selain ong kos pesawat, peminat dikenakan ongkos Rp 120.000. Tetapi seberapa jauh uFaya itu memberikan jaminan? "Sulit untuk membuktikannya. Malahan dia bisa menimbulkan persoalan baru di kalangan pasien yang diperiksa, " ucap seorang dokter di FKUI. Dokter ini bercerita tentang seorang pejabat yang jadi langganannya. Ceritanya setelah seorang karyawan di suatu departemen meninggal secara mendadak, seluruh staf diharuskan check-up. Pemeriksaan yang meliputi berbagai bidang itu menunjukkan bahwa pejabat yang jadi langganan dokter itu menderita penyakit ayan. Pejabat itu terheran-heran. Seumur hidup ia tak pernah ayanan, sekarang pemeriksaan menyebutkan dia menderita penyakit itu. Ia melaporkan hasil pemeriksaan itu kepada dokter langganannya. Dokter tak percaya. Kemudian si pejabat dikirim ke psikiater. Ternyata dia sehat-sehat saja. Menurut Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia, dr . Abdullah Cholil MPH, yang memberikan beban kepada seseorang bukan saja kesalahan laboratorium yang standarnya memang belum ada. Tetapi juga pemberitahuan tentang kelainan sebagai hasil pemeriksaan, juga bisa membikin orang senewen. "Orang yang tadinya tenang-tenang saja, bisa jadi kebingungan dan cemas setelah mendengarkan hasil pemeriksaan," ucap dr. Cholil. Satuan tugas dokter-dokter Kanada yang meneliti faedah check-up juga menganjurkan kepada dokter untuk jangan cepat-cepat menyebutkan seseorang menderita suatu penyakit. Ketua IDI Pusat itu mendukung hasil penelitian satuan tugas dokter di Kanada tadi. Ia melihat pemeriksaan kesehatan secara rutin di lembaga pemerintah maupun swasta sebagai membuang-buang waktu dan ongkos. "Perlu check-up atau tidak sebenarnya cukup berdasarkan pengamatan dokter yang berdinas di sesuatu departemen. Begitu juga bagi karyawan perusahaan swasta," ujarnya. Masyarakat dianjurkan dr. Cholil untuk menumbuhkan hubungan dengan dokter keluarga. Sebab, katanya dokter keluarga yang mengetahui perkembangan kesehatan seseorang. Dia akan menentukan perlu tidaknya general check-up. "Kalau memang tak ada tanda-tanda penyakit untuk apa melakukan pekerjaan yang tak berguna," kata dokter yang murah tawa itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus