Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Penderita Penyakit Pernapasan Kronis Berisiko Komplikasi Akibat Infeksi HMPV

Virus HMPV dilaporkan dapat memperburuk kondisi kesehatan penderita penyakit pernapasan kronis. Mengapa demikian?

14 Januari 2025 | 09.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi HMPV. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Human Metapneumovirus (HMPV) kembali menjadi sorotan di tengah laporan peningkatan kasus selama musim dingin di Cina. Virus ini sebenarnya bukan hal baru dalam dunia medis dan telah lama ada di berbagai negara, termasuk Indonesia. Ditemukan pertama kali pada 2001 oleh peneliti asal Belanda, HMPV merupakan anggota keluarga Pneumoviridae yang juga mencakup Respiratory Syncytial Virus (RSV).

HMPV umumnya menyerang sistem pernapasan dengan gejala yang mirip flu biasa, seperti batuk, pilek, demam, dan sakit tenggorokan. Sebagian besar infeksi bersifat ringan dan dapat pulih dengan sendirinya. Namun, kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, penderita asma, dan orang dengan penyakit paru obstruktif kronis (COPD), berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi serius.

Pada individu dengan kondisi ini, HMPV dapat memperburuk gejala yang sudah ada, seperti mengi, batuk kronis, dan sesak napas. Selain itu, virus ini juga dapat memicu pneumonia, yang ditandai dengan demam tinggi, batuk parah, dan kesulitan bernapas.

Penyebaran dan Pencegahan HMPV

HMPV menyebar melalui droplet pernapasan yang dilepaskan saat seseorang batuk atau bersin, serta melalui kontak dengan permukaan yang terkontaminasi. Masa inkubasi virus ini diperkirakan antara tiga hingga enam hari, di mana individu yang terinfeksi dapat menularkan virus bahkan sebelum gejala muncul.

Karakteristik ini membuat upaya pengendalian penyebaran menjadi cukup menantang. Karena itu, menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker saat sakit, dan menghindari keramaian adalah langkah pencegahan yang sangat dianjurkan.

Komplikasi pada Kelompok Rentan

Meskipun sebagian besar infeksi HMPV bersifat ringan, virus ini dapat memperburuk kondisi pada penderita penyakit pernapasan kronis. Misalnya, pada individu dengan asma, HMPV dapat memicu serangan asma yang lebih berat.

Penderita COPD juga berisiko mengalami perburukan fungsi paru-paru akibat infeksi ini. Selain itu, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pasien pasca-transplantasi organ atau penderita penyakit autoimun, memerlukan perhatian ekstra untuk mencegah komplikasi serius.

Apakah Ada Vaksin atau Pengobatan?

Hingga kini belum tersedia vaksin atau pengobatan spesifik untuk HMPV. Namun, penelitian terus dilakukan, termasuk pengembangan vaksin mRNA yang saat ini sedang diuji oleh perusahaan farmasi seperti Moderna. Ada harapan bahwa teknologi serupa yang digunakan untuk RSV dapat diterapkan pada HMPV.

Sementara itu, penanganan utama untuk kasus ringan melibatkan perawatan suportif, seperti menjaga hidrasi tubuh, istirahat yang cukup, dan penggunaan obat untuk meredakan gejala. Pada kasus yang lebih berat, terutama yang memerlukan perawatan rumah sakit, antivirals tertentu dapat diberikan meski efektivitasnya masih terbatas.

Situasi di Indonesia

Di Indonesia, HMPV telah terdeteksi dalam beberapa kasus, terutama pada anak-anak. Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan, seluruh pasien yang terinfeksi telah sembuh sepenuhnya. Tidak ada laporan kematian yang disebabkan oleh HMPV di Indonesia.

Peningkatan kasus di Cina yang terjadi pada akhir 2024 juga lebih disebabkan oleh virus influenza H1N1, yang cenderung meningkat selama musim dingin, terutama di negara-negara dengan empat musim.

Imbauan untuk Masyarakat

Meski HMPV bukan ancaman besar, masyarakat tetap diimbau untuk waspada dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). Langkah-langkah sederhana, seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan lingkungan, dan mengonsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, dapat membantu mencegah infeksi.

Individu dengan kondisi kesehatan rentan disarankan untuk memantau gejala secara rutin dan segera mencari bantuan medis jika mengalami perburukan, seperti kesulitan bernapas atau demam tinggi yang tidak kunjung reda.

Dengan tingkat kesembuhan yang tinggi dan gejala yang umumnya ringan, HMPV tidak dianggap sebagai ancaman besar seperti pandemi Covid-19. Namun, kelompok rentan tetap harus berhati-hati untuk mencegah komplikasi yang dapat memengaruhi kualitas hidup.

Apollo Hospitals, The Conversation, dan Michelle Gabriela berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Mengapa Kasus HMPV Meningkat Saat Musim Dingin?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus