Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Peneliti China: Diet Mirip Puasa Tingkatkan Imunitas Anti Tumor

Diet yang meniru puasa (fasting-mimicking diet alias FMD) dinilai bisa meningkatkan kekebalan anti-tumor.

9 Februari 2025 | 21.11 WIB

Ilustrasi kanker usus (pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi kanker usus (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti dari Rublmah Sakit Zhongshan yang berafiliasi dengan Universitas Fudan di Shanghai, China timur, baru-baru ini mengungkap diet meniru puasa (fasting-mimicking diet alias FMD) meningkatkan kekebalan anti-tumor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

FMD adalah diet rendah kalori jangka pendek yang dirancang untuk meniru efek puasa sembari tetap mendapatkan asupan makanan yang terbatas. Pendekatan itu bertujuan untuk memicu peralihan metabolisme, meningkatkan perbaikan sel, mengurangi peradangan, dan berpotensi menawarkan manfaat seperti perbaikan kesehatan metabolik dan umur panjang, tanpa tantangan puasa sepenuhnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Para peneliti menemukan FMD dapat memperkaya B. pseudolongum, yang menginduksi pembentukan sel memori CD8+T sehingga dapat menekan kanker kolorektal, menurut makalah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gut.

Penelitian tersebut tidak hanya mengonfirmasi bahwa FMD memberikan efek antitumor yang signifikan dengan memodulasi mikrobiota usus, tetapi juga memberikan penjelasan mendalam tentang mekanisme baru yang digunakan oleh metabolisme mikroba untuk mengatur fungsi sel kekebalan tubuh.

Penemuan inovatif itu menawarkan landasan teoretis untuk penerapan FMD dalam pengobatan kanker kolorektal dan memberikan wawasan tentang intervensi diet perioperatif bagi pasien kanker kolorektal.

Tingkat insiden dan kematian akibat kanker kolorektal serta tumor ganas dengan prevalensi global yang tinggi terus meningkat di China, dengan jumlah kasus di negara tersebut mencapai sepertiga dari total kasus di seluruh dunia. Kebiasaan pola makan yang buruk dianggap sebagai faktor risiko yang signifikan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus