Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pentingnya Eksplorasi Pangan Lokal untuk Kebutuhan Gizi Seimbang

Untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang dapat dipenuhi dari beragam pangan lokal yang tersedia di daerah-daerah di Indonesia

16 Agustus 2023 | 16.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pakar Tekonologi Pangan Universitas Pertanian Bogor atau IPB, Prof. Ahmad Sulaeman (dua dari kanan), dalam acara Jelajah Gizi 2023, Senin, 13 Agustus 2023 di Solo, Jawa Tengah. (TEMPO/Yunia Pratiwi)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemenuhan gizi seimbang untuk anak-anak di Indonesia menjadi tantangan tersendiri. Masih banyak anak-anak yang mengalami masalah kekurangan gizi. Salah satu tantangannya karena masyarakat sudah terbiasa mengkonsumsi makanan yang kandungan gizinya minim, seperti fast food.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Pakar Tekonologi Pangan Universitas Pertanian Bogor atau IPB, Profesor Ahmad Sulaeman, pola makan gizi seimbang memberikan tubuh Anda asupan makronutrien dan mikronutrien yang lengkap. Ini juga merupakan kunci dalam menjaga kesehatan dan gizi keluarga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prof. Ahmad menambahkan konsumsi gizi seimbang juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan pangan lokal, yang dapat disesuaikan dengan karakter daerah masing-masing. 

"Masyarakat punya alternatif bahan selain yang selama ini kita konsumsi misalnya bahan pokok seperti beras," katanya dalam acara Jelajah Gizi 2023 bersama Danone dan Citilink di Solo, Jawa Tengah, Senin, 14 Agusyus 2023.

Prof. Ahmad mencontohkan di daerah Gunung Kidul, makanan pokok beras bisa diganti dengan singkong yang merupakan pangan lokal daerah tersebut. Dari singkong bisa diolah menjadi makanan lain seperti gaplek, tiwul, dan gatot. 

Namun untuk beralih ke kebiasaan mengkonsumsi pangan lokal lokal tidak mudah, karena masyarakat saat ini sudah terjebak dengan makan makanan impor. Sebab itu makanan lokal ini seharusnya bisa menjadi menu makanan yang dikonsumsi sehari-hari. 

Selain itu pangan lokal di beberapa daerah belum memiliki banyak variasi pengolahan. "Penting secara kreatif melakukan inovasi memenuhi selera cita rasa masyarakat saat ini, terutama generasi milenial karena mereka belum mengenal produk, misal tiwul, bisa diberi pengenalan," tambah Ahmad. 

Dan yang tak kalah penting, menurut Prof. Ahmad dalam konsumsi makanan harían, masyarakat juga harus memastikan pangan yang dikonsumsi aman dan baik bagi tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan asal usul makanan yang  dikonsumsi serta dampak pilihan makanannya terhadap kesehatan.

Arif Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia menjelaskan bahwa untuk memastikan kesehatan masyarakat Indonesia dapat terjaga, pihaknya juga menyadari hal ini perlu didukung dengan edukasi untuk tentang pemenuhan gizi seimbang. 

"Untuk itu, tahun ini Danone Indonesia kembali menggelar program Jelajah Gizi 2023 dan memilih Solo sebagai destinasi karena keragaman kuliner," katanya.

Sejak tahun 2013 Jelajah Gizi mengeksplorasi kekayaan cita rasa, budaya, nutrisi dan gizi dari beragam hidangan di berbagai daerah di Indonesia. Sebelum Solo, daerah yang sudah dieksplorasi antara lain, Gunung Kidul, Kepulauan Seribu, Bali, Minahasa, Malang, Semarang dan Bogor. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus