Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Pentingnya Mengajarkan Gizi pada Anak sejak Usia Dini

Pakar menyebut pengetahuan tentang gizi seharusnya sudah diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini secara bertahap. Ini alasannya.

22 Januari 2020 | 11.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi dokter gizi. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak keluarga kurang paham soal gizi sehingga tak terbiasa mengajarkan anak-anak mereka mengenai hal ini. Pakar gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Ali Khomsan mengatakan pengetahuan tentang gizi seharusnya sudah diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini secara bertahap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ini penting, karena sejak dini mereka sudah harus dikenalkan soal gizi," katanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menerangkan solusi jangka panjang mengatasi persoalan gizi di Tanah Air harus dimulai dari ranah pendidikan. Artinya, sejak tahapan pendidikan PAUD anak-anak sudah dikenalkan secara perlahan dan berjenjang hingga duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA).

Hal itu dinilainya dapat menjadi perubahan perilaku seseorang yang bersumber pada bagusnya pengetahuan tentang gizi di kalangan anak-anak, remaja, hingga dewasa melalui kurikulum. Namun, pada praktiknya pendidikan yang bersinggungan langsung dengan gizi itu belum begitu diajarkan atau diterapkan secara maksimal oleh masing-masing satuan pendidikan.

"Ini yang belum cukup dilakukan karena pelajaran PKK itu sudah tidak ada," kata Guru Besar bidang Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga IPB tersebut.

Ia mengatakan saat ini materi atau muatan tentang gizi hanya menjadi sisipan-sisipan dari mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjaskes), Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diberikan sekolah. Padahal, muatan atau materi terkait gizi itu penting untuk diberikan kepada anak didik karena bersinggungan langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, jika tidak memiliki pemahaman lebih bisa menimbulkan masalah kesehatan. Sebagai contoh, anak yang tidak memiliki pengetahuan tentang keseimbangan asupan gizi saat mengonsumsi sesuatu bisa mengakibatkan obesitas atau berat badan berlebih.

"Itu bisa terjadi akibat kurangnya pengetahuan tentang gizi yang dihadapi anak-anak sejak dini karena kurikulumnya tidak ada di sekolah," katanya.

Terakhir, ia menambahkan pemerintah, terutama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), perlu menyikapi persoalan itu jika memang betul-betul ingin menyelesaikan masalah gizi di Tanah Air.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus