Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seringkali gangguan makan anoreksia dan bulimia disama artikan. Padahal kedua gangguan makan tersebut memiliki gejala dan penyebab yang berbeda, meskipun dampak yang dirasakan hampir mirip.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data studi berjudul Prevalence of eating disorders over the 2000–2018 period: a systematic literature review yang terbit pada 2019, menyebutkan bahwa sekitar 8 dari 100 wanita dan 2 dari 100 pria mengalami gangguan makan selama hidup mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Medical News Today, gangguan makan akan memengaruhi kondisi psikologis seseorang yang melibatkan hubungan antara citra tubuh dan makanan. Dalam kasus yang lebih buruk, mereka berpotensi untuk mengalami gejala mental dan fisik secara perlahan.
Adapun bebreapa jenis gangguan makan yang umumnya terjadi di setiap kalangan masyarakat, yaitu anoreksia nervosa dan bulimia nervosa, yang biasanya disebut sebagai anoreksia dan bulimia. Untuk mengetahui perbedaannya, berikut penjelasan lengkap di bawah ini.
Anoreksia Nervosa
Dilansir dari breathelifehealingcenters.com, anoreksia nervosa merupakan gangguan makan yang melemahkan kondisi seseorang. Penderita gangguan ini selanjutnya akan membuat mereka terobsesi untuk terlihat memiliki tubuh ideal sampai pada titik yang akan memburuk.
Terkadang justru berat badannya akan semakin rendah pada kondisi yang tidak normal. Salah satu faktornya disebabkan karena ketakutan atau kekhawatiran mereka terhadap kenaikan berat badan. Alasan lainnya ialah karena mereka memiliki persepsi yang tidak benar mengenai tubuh mereka atau bagaimana penampilan mereka didepan orang lain.
Gejala Anoreksia
Disebutkan dalam situs kesehatan Healthline, terdapat banyak gejala yang menandakan seseorang menderita anoreksia. Berikut beberapa gejalanya:
- Pola makannya tidak teratur dan mangonsumsi hanya sedikit makanan
- Menghindari makanan yang kaya akan kalori atau melewatkan makan sama sekali
- Tidak jujur tentang apa yang mereka makan dan berat badan mereka
- Minum obat agar mereka tidak merasakan atau mengurangi rasa lapar
- Sering mengecek berat badan diri sendiri secara intensif
- Mengenakan pakaian longgar agar tidak terlihat kurus
- Memiliki ritual seputar makan
- Berolahraga berlebihan, yang dapat menyebabkan pingsan
- Melihat diri mereka kelebihan berat badan bahkan ketika mereka kekurangan berat badan
Efek Anoreksia
Dengan gejala tersebut, seorang penderita anoreksia akan kekurangan asupan makan. Bahkan mereka bisa kelaparan dan kekurangan gizi. Adapun dampak buruk yang dihasilkan ketika menderita anoreksia, sebagai berikut:
- Penurunan berat badan yang parah
- Insomnia
- Dehidrasi
- Sembelit
- Kelemahan dan kelelahan
- Pusing dan pingsan
- Rambut menipis dan patah
- Semburat kebiruan pada jari
- Kulit kering dan kekuningan
- Ketidakmampuan untuk mentolerir dingin
- Amenore, atau tidak adanya menstruasi
- Bulu halus di tubuh, lengan, dan wajah
- Aritmia, atau detak jantung tidak teratur
Bulimia Nervosa
Dilansir dari National Institute of Mental Health, bulimia nervosa merupakan gangguan makan yang cenderung akan memuntahkan kembali makanan setelah makan dalam jumlah banyak di satu waktu singkat. Biasanya perilaku ini sering disebut dengan binge eating.
Lalu penderita juga umumnya akan menggunakan cara yang tidak sehat dan disarankan untuk membuang semua kalori yang mereka telah konsumsi. Misalnya dengan menggunakan obat pencahar agar dapat memuntahkan makanan dengan lebih cepat.
Seperti halnya anoreksia, ada banyak gejala emosional, perilaku, dan fisik yang berbeda yang dapat menandakan bulimia. Berikut adalah beberapa gejala fisik bisa parah dan mengancam jiwa, simak dan amati:
- Berat badan akan meningkat dan menurun dalam jumlah yang signfikan, biassanya antara 1 kg sampai 10 kg dalam seminggu.
- Bibir akan terlihat pecah-pecah yang disebabkan karena dehidrasi
- Mata memerah karena pembuluh darah pecah
- Kapalan, luka, atau bekas luka pada buku-buku jari karena menyebabkan muntah
- Sensitivitas mulut karena ada kikisan email gigi dan gusi yang surut
- Pembengkakan kelenjar getah bening
Adapun perubahan perilaku tertentu sebelum gejala fisik di atas tersebut dirasakan. Berikut beberapa perilaku yang cenderung termasuk dalam episode bulimia:
- Secara terus-menerus mengkhawatirkan berat badan atau penampilan
- Merasakan makan dengan cara yang tidak nyaman
- Pergi ke kamar mandi segera setelah makan
- Melakukan olahraga secara berlebihan, terutama setelah mereka makan banyak dalam sekali duduk
- Membatasi kalori atau menghindari makanan tertentu
- Tidak mau makan di depan orang lain
Berbagai gejala tersbeut dalam suatu hal yang lebih parah berpotensi membuat efek buruk pada tubuh. Di antaranya meliputi masalah jantung yang berdebar-debar, kerusakan pada kerongkongan, masalah hormonal, sampai diabetes.
FATHUR RACHMAN
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.