Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Pesan Dokter Paru buat Pengisap Rokok Elektrik

Rokok elektrik atau vape dinilai sama berbahaya dengan rokok konvensional. Berikut penjelasan dokter paru.

20 Januari 2023 | 14.44 WIB

Ilustrasi vape. sumber: AFP/english.alarabiya.net
Perbesar
Ilustrasi vape. sumber: AFP/english.alarabiya.net

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto, menyebut rokok elektrik atau vape dan rokok konvensional sama berbahaya untuk kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Vape atau rokok elektrik itu ada tiga persamaan dengan rokok konvensional, sehingga kita katakan keduanya berbahaya," kata Agus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ia menjelaskan persamaan antara vape dan rokok konvensional ialah kandungan nikotin yang dapat menyebabkan kecanduan. Kemudian, keduanya juga dianggap mengandung zat karsinogen, yakni senyawa yang dapat menyebabkan kanker.

"Di rokok konvensional karsinogennya ada di dalam tar. Sedangkan vape ada pada cairan yang mengandung logam berat," ujarnya.

Selanjutnya, kesamaan antara vape dan rokok konvensional yaitu sama-sama mengandung bahan yang bersifat iritatif sehingga merangsang terjadinya inflamasi atau peradangan. Menurutnya, bahan-bahan yang digunakan dalam vape juga dapat menyebabkan terjadinya berbagai penyakit, terutama pada saluran napas seperti penyakit paru, asma, dan berbagai risiko inflamasi sistemik pada penyakit jantung dan pembuluh darah.

Polusi udara
Terkait polusi udara yang disebabkan oleh uap vape, Ketua Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) itu menilai dampaknya paling besar ada di dalam ruangan.

"Polusi udara akibat rokok itu kecil dibandingkan kendaraan. Tetapi di area tertutup yang banyak menggunakan vape maka indoor air pollution-nya akan tinggi," jelasnya.

Agus menambahkan perokok vape berisiko mengalami penyakit seperti asma, bronkitis, hingga peradangan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi atau pneumonia. Selain itu, potensi bahaya dan dampak buruk bagi kesehatan dari polusi udara akibat vape juga berisiko bagi manusia yang berada di sekitar perokok elektrik. Namun, ia belum pernah menemukan kasus perokok vape mengalami penyakit yang disebut "paru-paru popcorn", yakni nama lain untuk penyakit bronkiolitis obliteran (BO), kondisi langka akibat kerusakan saluran udara kecil di paru-paru.

"Sebelum vape itu ada, penyakit bronkiolitis obliteran sudah terjadi akibat bahan-bahan lain. Sejauh ini saya belum pernah menemukan kasus itu," tandasnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus