Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pernikahan dan tetek bengeknya semakin bervariasi saat ini, mulai dari gaya pernikahan modern, tradisional atau campuran keduanya. Ketika sudah banyak pilihan, banyak orang yang memilih menikah dengan gaya modern, tapi ternyata pernikahan tradisional masih diminati masyarakat. Bahkan industri pernikahan tradisional masih berpotensi untuk berkembang, kata Ega Alamsjah, Managing Director Wedding Carnaval.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kita bisa eksplorasi dari 34 daerah. Selain itu, sekarang juga bisa dipadukan gayanya dengan gaya modern," kata Ega di konferensi pers pameran pernikahan tradisional "Kama Asmara" di Jakarta, Selasa 27 Juni 2018.
Baca: Istri Meninggal, Cara Rasyid Rajasa Peringati 6 Bulan Pernikahan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ega menuturkan ada berbagai alasan mengapa pernikahan tradisional masih digemari oleh mereka yang ingin mengikat janji setia dengan pasangan. Umumnya, budaya yang sudah mengakar di keluarga menjadi salah satu pertimbangan. Selain itu, pernikahan tradisional yang kental budaya menjadi pilihan istimewa untuk merekam momen langka yang bisa jadi sekali seumur hidup.
Hal senada diutarakan oleh Eva Pudjojoko dari Rumah Kebaya yang sudah dua dekade berkecimpung di industri kebaya. "Ada momen yang tidak bisa dibeli di pernikahan tradisional," katanya.Putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu (tengah) bersama suaminya Bobby Afif Nasution (kedua kiri) menari tor-tor Somba (pengantin) di depan kedua orangtua mereka ketika resepsi "ngunduh mantu" pernikahan mereka di Medan, Sumatera Utara, 25 November 2017. Resepsi tersebut dilaksanakan dengan prosesi upacara adat perkawinan Mandailing seperti pemukulan Gondang Sambilan, Manortor, Tapian Raya Na Martua, Mangupa, Ajar Poda, Tortor Somba dan Manyoda Gondang. ANTARA FOTO
Salah satu contohnya adalah, rasa haru biru ketika sungkem pada orangtua. Popularitas pernikahan tradisional juga terlihat dari meningkatnya resepsi dengan gaya tradisional yang diselenggarakan di hotel bintang lima Jakarta.
Baca: Suami Istri Tanpa Anak Lebih Bahagia, Fakta atau Mitos?
Di hotel The Ritz-Carlton Jakarta, sebagian besar pernikahan yang digelar di sana menggunakan gaya modern. Sejak 2005 hingga 2010, jumlah pernikahan tradisional yang dilangsungkan di sana tak mencapai angka 10 per tahun. Namun, sejak 2017 jumlahnya mulai meningkat jadi 40 persen.
Tumbuhnya permintaan pasar untuk menyelenggarakan pernikahan tradisional mendorong Wedding Carnaval dan The Ritz-Carlton, Jakarta, Mega Kuningan untuk mengadakan pameran pernikahan tradisional "Kama Asmara". Pameran ini akan berlangsung pada 29 Juni hingga 1 Juli di Grand Ballroom The Ritz-Carlton Jakarta, Mega Kuningan.
Baca: 5 Hal yang Menandakan Kamu Siap Menikah
Pengunjung dapat menentukan beragam vendor pernikahan tradisional, mulai dari wedding organizer, perancang pernikahan, katering hingga agen penjual perhiasan. Pameran ini diramaikan lebih dari 50 penyedia jasa pernikahan. Akan ada juga peragaan busana dari tiga perancang kebaya tradisional, yaitu Aluira Kebaya, Fitri Alamsjah dan Rumah Kebaya.