BAU dupa bercampur semerbak wangi bunga setaman menjadikan ruangan praktek itu bersuasana magis. Seorang wanita cantik dengan pakaian kebaya tekun melayani pasiennya. Ia adalah Mbak Retno, panggilan akrab Retno Widarti, 36 tahun, yang sejak akhir tahun lalu buka praktek menyembuhkan impotensi di Jalan Haji Samali, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Semula, wanita kelahiran Solo ini risi melakukan praktek penyembuhan secara tradisional itu. "Apalagi untuk impotensi, saya agak kikuk. Karena niatnya demi kesembuhan pasien, lama-lama jadi biasa," katanya. Retno mendapatkan ilmu itu dari kakeknya. Dulu ia praktek di Yogya. Menurut Retno, ada sederet penyebab impotensi, misalnya karena kena santet setelah memperebutkan pacar. "Sebelum diobati, kalau anu lelaki itu dipegang, tangan saya seperti ditusuk jarum," kata wanita yang tidak menyelesaikan pendidikan SMA itu. Penderita yang berobat pada Retno itu ternyata banyak. Tiap hari tidak kurang 40 pasien dari berbagai daerah menyerbu ke tempat prakteknya. Malah ada 10 pasien dari Sri Lanka, India, Brunei, dan Prancis. Sistem pengobatannya, mula-mula si pasien diajaknya bicara dan diperlakukan sebagai teman. "Dengan bantuan naluri keenam, saya mengirimkan getaran kepada pasien. Dan getaran baliknya membantu saya memastikan penyebab impotensi. Kalau dia bohong, juga akan ketahuan," kata ibu dua anak itu. Mula-mula pasien harus menyebutkan nama dan tanggal lahir secara benar. Setelah itu, dicari hari Jawanya, baru dilakukan pemijatan dengan sepotong kayu. Kayu itu ditekankan di sekitar titik ruas tulang belakang, dari tulang leher ke bawah sampai tulang ekor. Titik tersebut kemudian dihangati dengan dupa, untuk membuka simpul saraf. Lalu punggung pasien dipijat dengan tangan. "Pijatan itu pelan tapi menguras tenaga saya," kata wanita berkulit kuning langsat itu. Selanjutnya pasien, dengan mengenakan celana dalam, dipijatnya dengan jempol tangannya pada dua titik di kiri kanan pusar, dan satu titik berjarak tiga sentimeter di bawah pusar. Lantas, Retno menekan satu titik di antara dubur dan kelamin. Pijatan juga diarahkan pada pangkal batang penis dan selangkang. "Titik-titik itu merupakan titik kejantanan lelaki," kata Retno. Sebelum mengakhiri pengobatannya, biasanya si pasien diberi minum air putih yang sudah dijampi dan segelas jamu. Ia juga dibekali ramuan jamu untuk diminum di rumah. Setelah itu, apakah dijamin tokcer? "Kesembuhan bergantung pada kedisiplinannya meminum ramuan. Jika mereka datang lagi, akan ketahuan bisa tegang atau tidak," katanya. Ia mengakui, tak seratus persen pasiennya pulih kejantanannya. Diperkirakan, sekitar 20 persen yang gagal. Didatangi pasien yang pura-pura, memang pengalaman yang tak menyenangkan bagi bekas peragawati yang sudah menjanda ini. Padahal, mereka hanya iseng ingin dipijat. "Kepada pasien yang hanya iseng, ya, saya obati dengan iseng juga," kata Retno. Secara resmi ia tak pernah minta bayaran untuk pelayanan kesehatannya itu, kecuali pasien yang memberi setelah penyakitnya sudah sembuh. Seorang pasien yang enggan disebut namanya, yang alat kelaminnya kurang gagah dan sudah pernah sekali datang pada Retno, mengaku mengalami perbaikan. "Hasilnya memang belum bisa seratus persen tampak," katanya. Gatot Triyanto dan Indrawan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini