MEREKA yang berhenti minum pil KB boleh jadi akan melahirkan anak kembar. Kelahiran yang tak diharapkan itu - karena Jarang orang yang berniat punya anak kembar - terjadi karena meningkatnya hormon hypophysis (pertumbuhan) pada siklus spontan pertama setelah pil KB disetop. Keterangan itu bukan dilancarkan oleh petugas-petugas keluarga berencana supaya kaum ibu taat berpil KB. Tapi diketengahkan oleh Azwin Saat, seorang ahli kebidanan dan kandungan dari Jakarta, dalam simposium sehari mengenai anak kembar yang diselenggarakan Yayasan Nakula Sadewa (wadah orang-orang kembar) 26 Mei lalu. Dokter yang bekerja di RS Cipto Mangunkusumo itu juga terlahir kembar dengan saudaranya, Izwan Saat, seorang ahli bedah yang kini bekerja di Jambi. Azwin Saat yang berbicara dalam simposium itu menyebutkan bahwa faktor lain yang mempengaruhi terjadinya anak kembar adalah penggunaan obat perangsang terjadinya ovulasi. Obat tersebut terkenal dengan nama klomifen. "Penggunaan obat ini dilaporkan mengakibatkan kehamilan kembar yang lebih sering," katanya. Dia menyebutkan, 6,9% dari 2309 kehamilan yang terjadi karena rangsangan klomifen melahirkan anak kembar. Tetapi, di samping pengaruh obat-obatan, katanya, faktor ras, keturunan, dan umur juga mempengaruhi terjadinya kelahiran kembar. Menurut statistik, frekuensi kelahiran kembar dua adalah I dari 85 persalinan, kembar tiga adalah I dari 7.629 persalinan, kembar empat ditemukan 1 dari 670.000 persalinan, dan kembar lima didapatkan 1 dari 40 juta persalinan. Proses terjadinya kelahiran kembar itu meliputi dua cara: Pertama, terjadi karena pembuahan spermatozoa terhadap dua sel telur yang berbeda (dizygot), yang kedua terjadi karena pembuahan terhadap satu sel telur yang kemudian membagi diri menjadi dua atau Iebih (monozygot). Monozygot menempati 25% dari seluruh jenis anak kembar. Kembar jenis ini memiliki ciri fisik dan mental yang sama. Terkadang sidik jari mereka juga mirip. Terjadinya pembuahan kembar jenis dizygot berlangsung dalam satu siklus kesuburan wanita. Dua sel telur dibuahi spermatozoa yang berbeda, karena itu jenis kelamin mereka bisa pula berbeda. Pembuahan itu bisa berlangsung dalam saat koitus yang berbeda. Menurut The International Family health Encyclopedia, seorang wanita kulit putih beberapa tahun lalu yang ketahuan berhubungan seks dengan seorang kulit putih dan seorang kulit hitam, dalam satu masa kesuburan yang sama, telah melahirkan kembar hitam dan putih. Perbedaan kelahiran kembar menurut ras kelihatannya cukup tinggi. Pada orang kulit putih I persalinan kembar per 100 kehamilan, sedangkan pada kulit hitam 1 persalinan kembar per 79 kehamilan. Menurut keterangan Azwin Saat, ternyata wanita Iebih berperanan dalam kasus terjadinya anak kembar. Wanita yang berasal dari kembar dua telur, katanya, akan melahirkan anak kembar dengan rasio I per 58 kehamilan. Sementara itu, wanita yang suaminya berasal dari kembar dua telur akan melahirkan anak kembar 1 per 126 kehamilan. Tetapi, menurut dokter kembar ini, pasangan muda jangan khawatir. Sebab, kemungkinan melahirkan kembar sedikit sekali terjadi pada wanita usia di bawah 20 tahun dan belum punya anak, dibandingkan dengan wanita usia 35-40 tahun dengan anak empat atau lebih. Azwin Saat dan keterangannya ternyata cukup mennarik perhatian peserta seminar yang dihadiri orang-orang kembar itu, temasuk orangtua mereka. Beberapa orang ibu berkerumun meminta penjelasan lebih mendalam kepada dokter itu. Ada pula yang menceritakan pengalamannya, setelah melahirkan anak pertama dia meminum pil. Kemudian, karena timbul niat Punya lagi. dia berhenti minum pil KB. Dia memang berhasil hamil kembali. Tapi anak yang muncul tiba-tiba kembar dua perempuan. Padahal, menurut pengakuannya, dia tak punya turunan kembar.Setelah kelahiran kembar itu, kata wanita tadi, dia kembali meminum pil. Dan begitu tumbuh lagi keinginannya untuk punya anak, dia setop minum pil. Begitu melahirkan, lagi-lagi kembar dua. Perempuan semuanya. Dari beberapa daerah terdengar pula lahirnya anak kembar setelah ibu mereka berhenti ber-KB. Nyonya Tumini, 32, dari Desa Wedarijaksa, sekitar 8 kilometer dari Pati, Jawa Tengah, sudah punya empat anak, yang terkecil berusia tujuh tahun. Tetapi selama bertahun-tahun dengan pil KB dia menderita betul. Badannya kurus dan sering terjadi pendarahan pada organ kehormatannya. Akhirnya pil disetop. Semua penderitaannya itu hilang. Tetapi tanpa diharap dia hamil lagi. Dan begitu melahirkan 13 Mei lalu anaknya kembar. Namun di luar seminar sehari tentang anak kembar yang berlangsung di gedung Yayasan Tenaga Kerja Indonesia di Jakarta itu Dr. Sudradji Sumapradja yang mengepalai Subbagian Reproduksi Manusia RS Cipto Mangunkusumo membantah hubungan berhenti minum pil KB dengan kelahiran kembar. Dia memberikan gambaran 7-8 juta wanita Indonesia menggunakan pil KB dan diperhitungkan bahwa tiga juta di antaranya pernah berhenti minum pil karena ingin hamil kembali. Nyatanya kelahiran kembar tidak terlihat meningkat katanya. Sudradji lebih cenderung untuk menyebutkan,penggunaan obat perangsang ovulasi yang menyebabkan kelahiran kembar. "Prinsip obat perangsang (klomifen) terbalik dengan pil kontrasepsi sehingga menyebabkan keluarnya sel telur dua atau tiga.ini yang menyebabkan kelahiran kembar,"ucapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini