Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta – Myelofibrosis disebut-sebut sebagai penyebab meninggalnya Istri Said Bajuri, Aliyah. Myelofibrosis termasuk penyakit langka, hingga kini masih sangat sulit ditangani.
Myelofibrosis adalah penyakit kelainan pada tulang sum-sum yang menyebabkan produksi darah dalam tubuh terganggu, baik sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit darah. Penyakit ini sangat sulit disembuhkan sehingga pengobatannya lebih ditujukan untuk meredakan gejala yang dialami pasien.
Baca juga:
Ibu Hamil Dilarang Melihat Gerhana Bulan, Mitos atau Fakta?
3 Hal Ini Picu Kanker Payudara, Alkohol Salah Satunya
Pasien yang tidak mengalami gejala atau tanda-tanda anemia, pembesaran limpa, atau komplikasi lainnya, tidak terlalu membutuhkan penanganan khusus. Dokter biasanya hanya akan memonitor kesehatan lewat pemeriksaan rutin dan serangkaian tes untuk melihat progres penyakit.
Tindakan biasanya dilakukan untuk mengurangi gejala myelofibrosis, seperti anemia dan pembesaran limpa. Gejala berupa anemia dapat ditangani dengan cara transfusi darah, terapi androgen, dan pengobatan menggunakan Thalidomide dan Lenalidomide.
Ketiga cara penangan tersebut dilakukan untuk meningkatkan jumlah sel darah merah sehingga dapat mengatasi gejala anemia seperti pusing. Selebihnya, pengobatan dengan Thalidomide dan Lenalidomide dapat meringankan pembesaran limpa.
Gejala myelofibrosis berupa pembesaran limpa dapat ditangani dengan cara kemoterapi, radiasi, operasi pengangkatan limpa (splenektomi), dan terapi bertarget. Obat kemoterapi dapat memperkecil ukuran limpa yang membesar serta mengurangi rasa sakit. Sementara itu, terapi radiasi dapat mengecilkan ukuran limpa yang membesar.
Splenektomi biasanya dilakukan saat limpa sudah sangat membesar dan menimbulkan rasa sakit serta komplikasi lainnya. Akan tetapi, operasi ini memiliki risiko seperti infeksi, perdarahan berlebihan dan penggumpalan darah yang dapat berakibat pada stroke dan emboli paru. Pada terapi bertarget, Ruxonitilbi akan digunakan untuk mengurangi gejala pembesaran limpa. Baca: Deteksi Kanker Payudara: SADARI atau SADANIS, Mana Lebih Penting?
Transplantasi sel stem allogeneic juga dapat dijadikan opsi untuk myelofibrosis. Cara ini disebut berpotensi menyembuhkan myelofibrosis. Hanya saja, risikonya sangat tinggi, seperti kerusakan pada organ tubuh, katarak, dan potensi terkena kanker lainnya di masa depan.
Saat ini, peneliti sedang mengembangkan pengobatan yang menargetkan mutasi gen JAK2 yang disebut bertanggung jawab atas Myelofibrosis. Obat yang sudah disetujui oleh Food & Drug Administration adalah Ruxolitinib. Ruxolitinib bekerja dengan cara memberhentikan sel JAK dalam tubuh, baik dalam sel sehat maupun sel rusak. Efeknya, penderita bisa mengalami pendarahan, memar, dan pusing.
MAYO CLINIC | TABLOID BINTANG | WEB MD | MAGNULIA SEMIAVANDA HANINDITA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini