Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog anak usia dini Aninda mengatakan dalam merawat bayi, ibu perlu menerapkan pola asuh yang fokus pada aspek perkembangan anak sesuai usianya yang disebut smart parenting.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kalau di psikologi aspek perkembangan ada enam, fisik, motorik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Jadi memang perlu untuk terpenuhi semua aspeknya," kata lulusan Universitas Indonesia itu, Rabu, 7 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Aninda mengatakan smart parenting memiliki banyak manfaat bagi perkembangan anak sehingga maksimal dan sesuai usianya. Selain itu, ibu juga bisa mempelajari karakter anak sehingga memudahkan untuk merawatnya sesuai kepribadiannya.
Anak dengan pola asuh pintar juga bisa tumbuh menjadi anak yang bahagia karena kebutuhannya terpenuhi, meningkatkan IQ dan EQ yang baik secara kognitif dan sosial, dan memiliki kedisiplinan karena terbiasa tumbuh dengan rutinitas. Tidak hanya pada anak, smart parenting juga berdampak pada ibu, yakni mengurangi stres karena pola asuhnya berdasarkan perkembangan dan karakter anak, bukan dibandingkan dengan sekitarnya.
"Secara tidak disadari menciptakan batasan dengan perfect mothers di media sosial dan semakin paham dengan kebutuhan diri sendiri yang bisa dicapai saat merawat anak," tambah Aninda.
Tips pola asuh pintar
Smart parenting bermanfaat sebagai perjalanan ibu agar tetap bisa memikirkan diri sendiri untuk melakukan perawatan diri. Rutinitas yang terbangun dari smart parenting juga bisa meredakan ibu dari kelelahan mental. Aninda juga mengatakan dengan pola asuh pintar, ibu dapat merawat anak dengan cara yang lebih modern dan lebih positif dibanding pola asuh lainnya.
Ia juga membagikan tips menjalani pola asuh pintar dalam pengasuhan bayi, yaitu membiasakan menyusui sambil bercerita, menggendong bayi sambil mendengarkan musik, mengajak bermain di depan cermin untuk meningkatkan kemampuan sosialnya, menstimulasi fisik dengan memijat, dan menyadari keunikan serta keistimewaan setiap bayi.
Pilihan Editor: Menjadikan Anak seperti Raja, Efeknya Justru Merusak