Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Psikolog Jelaskan Fenomena Child Grooming dan Cara Menghindarinya

Child grooming yang belakangan ini ramai dibicarakan merupakan salah satu upaya memanipulasi hingga melecehkan anak maupun remaja.

3 Maret 2023 | 22.32 WIB

Ilustrasi pelecehan seksual pada anak perempuan. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi pelecehan seksual pada anak perempuan. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog dari Universitas Indonesia, A. Kasandra Putranto, menjelaskan fenomena child grooming yang belakangan ini ramai dibicarakan merupakan salah satu upaya memanipulasi hingga melecehkan anak maupun remaja. Ia menjelaskan umumnya upaya tersebut dilakukan melalui tindakan yang diam-diam menghanyutkan karena tidak disertai kekerasan dalam upaya untuk akses seksual dan mengontrol korban.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Menurut National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NSPCC), grooming merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk membangun hubungan, kepercayaan, dan hubungan emosional dengan seorang anak atau remaja sehingga mereka dapat memanipulasi, mengeksploitasi, dan melecehkan mereka," jelas Kasandra.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kasandra mengatakan child grooming bisa terjadi karena beberapa faktor penyebab, dari internal maupun eksternal, misalnya dari pelaku, korban, bahkan lingkungan.

"Fenomena child grooming ini terjadi karena dua faktor pendukung, yang pertama adalah faktor internal. Faktor internal ini terjadi melalui diri korban dan pelaku (groomer) itu sendiri. Faktor internal dari korban adalah mudahnya penerimaan yang dilakukan oleh korban terhadap pelaku," paparnya.

Ia menambahkan anak-anak maupun remaja sangat rentan terhadap manipulasi seperti ini karena belum mempunyai pola pikir yang matang dan mampu mengambil keputusan secara pribadi.

"Dalam fenomena child grooming, korban adalah anak di bawah 18 tahun, yang berarti memiliki pola pikir yang belum matang sehingga rentan untuk mengambil suatu keputusan. Faktor internal dari pelaku adalah adanya gangguan kejiwaan yang dialami pelaku," tambahnya.

Hati-hati media sosial
Ia memaparkan adanya trauma masa lalu seperti penolakan oleh lawan jenis seusia membuat pelaku memilih mendekati dan menjalin hubungan dengan anak di bawah umur karena pelaku berpikiran tidak akan adanya penolakan dari anak tersebut. Selain itu, faktor tidak seimbangnya hormon estrogen membuat pelaku merasa terangsang pada anak di bawah umur dibanding lawan jenis seusia.

"Kemudian faktor eksternal penyebab adanya child grooming adalah kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak dalam memberikan fasilitasi gadget dan menggunakan media sosial," ucap Kasandra.

Faktor lain yang cukup berperan adalah kurangnya perhatian orang tua terhadap kehidupan anak sehari-hari sehingga kurang pengawasan tersebut ikut menjadi penyebab.

"Kurangnya perhatian orang tua dalam pergaulan anak pun menjadi faktor eksternal penyebab adanya child grooming. Adapun, faktor eksternal bagi pelaku adalah terpengaruh film, video, bacaan yang memuat konten pornografi yang mengarah kepada perilaku penyimpangan seksual, serta proses sosialisasi yang tidak sempurna," lanjutnya.

Untuk mencegah fenomena ini, Kasandra mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua. Misalnya dengan memberi pemahaman tentang pentingnya keterbukaan hingga menciptakan komunikasi yang baik dengan anak. Tak hanya itu, ia juga mengatakan orang tua juga perlu mengajarkan kepedulian dan hubungan romantis. Meskipun anak belum berkencan, orang tua perlu menjelaskan tentang kapan waktu yang tepat untuk berpegangan tangan, berpelukan, dan berciuman atau terlibat dalam aktivitas seksual di waktu yang tepat agar anak lebih bijaksana.

"Menghindari child grooming memerlukan peran dan kerjasama dari seluruh anggota keluarga. Orang tua diharapkan berpartisipasi secara aktif untuk mengawasi dan mengajari anak," tegasnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus