Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Head of Indonesia Pastry Alliance (IPA) Chef Rahmat Kusnaedi, berbagi tips memilih bahan baku berkualitas untuk pelaku bisnis kuliner dalam acara Press Conference Blue Band Profesional UMKM Star, Selasa 18 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Chef Rahmat, salah satu kunci utama dalam memilih bahan baku yang baik adalah memastikan produk yang digunakan memenuhi standar legalitas yang berlaku di Indonesia. "Kita harus pastikan legalitasnya, itu yang utama. Produk-produk berkualitas pasti sudah dilengkapi dengan kode dari BPOM atau logo ‘halal’. Di negara kita, itu sudah menjadi tanda kualitas," kata Chef Rahmat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain legalitas, Chef Rahmat juga mengingatkan pentingnya memperhatikan kemasan bahan baku yang digunakan. Kemasan yang rusak dapat mempengaruhi kualitas bahan baku itu sendiri.
Setelah memastikan legalitas dan kemasan, pelaku UMKM juga perlu memperhatikan tabel nutrisi yang tercantum pada kemasan dan memeriksa tanggal kedaluwarsa. "Pada kemasan biasanya terdapat informasi mengenai kandungan gizi. Kita bisa mempelajari kandungan-kandungan tersebut. Selain itu, pastikan untuk memeriksa tanggal kadaluarsa," kata Chef Rahmat.
Penyimpanan bahan baku juga tidak kalah penting. Suhu penyimpanan yang tepat diperlukan untuk menjaga kualitas bahan. Penyimpanan yang buruk atau tidak sesuai dapat merusak kualitas dan rasa makanan yang dihasilkan.
"Penanganan bahan baku sangat penting. Kita harus mengetahui cara penyimpanan yang tepat, apakah menggunakan suhu dingin atau suhu beku. Untuk mengidentifikasi bahan baku yang baik, semua syarat-syarat yang saya sebutkan tadi harus dipenuhi," ujar Chef Rahmat.
Dengan memperhatikan berbagai syarat tersebut, kualitas bahan baku yang digunakan dalam produk makanan dapat dipastikan. Makanan yang dihasilkan akan memiliki rasa yang enak dan berkualitas tinggi, yang nantinya dapat bersaing di industri kuliner yang semakin kompetitif.
Industri kuliner merupakan salah satu industri yang berkontribusi besar di dalam subsektor industri kreatif di Indonesia. Penopang kondisi ini adalah para pengusaha Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Menurut Stefanie Kurniadi, Edukator Foodizz Academy, salah satu kekuatan dari Indonesia adalah populasinya yang besar. "Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam usaha kuliner dan sangat mudah untuk membuka usaha tersebut," kata Stefanie pada kesempatan yang sama. “Saya sering pakai istilah, kita buka pagar, taruh meja, kita langsung bisa usaha kuliner."
Untuk saat ini, kata Stefanie, kaum milenial dan Gen Z merupakan pasar terbesar untuk industri kuliner di Indonesia. Data menunjukkan bahwa kaum milenial dan Gen Z memiliki penurunan kebiasaan untuk memasak di rumah. Hal tersebutlah yang menjadi potensi dan peluang besar bagi pegiat atau penjual kuliner, khususnya UMKM.
Namun agar usaha bisa sukses, tidak hanya bisa dilihat dari banyaknya potensi dan peluang. Persaingan tentunya semakin ketat. Sebagai pegiat bisnis kuliner tidak bisa menjual makanan yang sekadarnya. Penting memberikan kualitas terbaik di bidang bisnis kuliner ini. “Kita harus tahu bagaimana menjadi excellent dan udah pasti kita harus berinovasi supaya bisa memenangkan persaingan dan conquer the challenge," katanya.
Pilihan Editor: Cerita Devina Hermawan Bangun Bisnis Kuliner di Bandung: Berdayakan Komunitas hingga Ciptakan Lapangan Kerja
ANTARA | AL ASNHARI