Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Psikolog Sebut Faktor Pemicu Remaja Lakukan Tindakan Ekstrem

Beberapa faktor dapat memicu remaja melakukan tindakan ekstrem saat menghadapi masalah, salah satunya gangguan kesehatan mental.

2 Desember 2024 | 17.09 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang remaja berusia 14 tahun menusuk ayah dan neneknya hingga tewas dan ibunya terluka parah di Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu 30 November 2024. Psikolog klinis A. Kasandra Putranto menyebut beberapa faktor yang dapat memicu remaja melakukan tindakan ekstrem saat menghadapi masalah, salah satunya gangguan kesehatan mental.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang, terutama remaja, melakukan tindakan ekstrem seperti itu meliputi gangguan kesehatan mental, masalah dalam keluarga, dan tekanan sosial," kata psikolog lulusan Universitas Indonesia itu, Senin, 2 Desember 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menjelaskan gangguan mental emosional, gangguan kepribadian, dan gangguan jiwa dapat memicu perilaku agresif, membuat orang sulit mengendalikan dorongan untuk melakukan tindakan ekstrem dalam situasi tertentu. Menurutnya, lingkungan keluarga dan pengasuhan yang tidak sehat juga bisa memicu orang melakukan tindakan ekstrem dalam situasi tertentu.

"Kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan seksual juga menjadi salah satu faktor penyebab," ujarnya.

Pengaruh berbagai faktor
Kasandra menjelaskan anak yang dibesarkan di lingkungan keluarga yang penuh kekerasan atau kecemasan bisa mengalami kesulitan dalam mengelola emosi dan berisiko menunjukkan perilaku agresif, termasuk terhadap orang dekat seperti orang tua atau saudara.

"Anak-anak yang mengalami kekerasan atau trauma di masa kecil lebih cenderung mengembangkan gangguan perilaku, depresi atau bahkan gangguan kepribadian, yang bisa berujung pada tindakan kekerasan di kemudian hari," paparnya.

Ia mengatakan remaja sering terjebak dalam konflik internal besar seperti pencarian identitas, tekanan teman sebaya, atau masalah akademis. Stres yang tidak terkelola dengan baik serta kurangnya keterampilan mengatasi masalah bisa mendorong remaja melepaskan emosi dengan cara yang destruktif, termasuk melakukan kekerasan.

Menurutnya, paparan yang berlebihan terhadap konten kekerasan di media hiburan seperti video game dan film juga dapat mempengaruhi remaja melakukan tindakan impulsif dan meningkatkan kemungkinan terlibat dalam perilaku kekerasan. Kasandra mengatakan media bukan satu-satunya faktor penyebab. Kombinasi faktor internal seperti gangguan kesehatan mental dan faktor eksternal seperti pengaruh media dapat memperburuk kecenderungan kekerasan pada remaja.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus