USIANYA belum lagi satu tahun, tapi pertumbuhan fisiknya bagaikan gadis remaja. Silakan tidak percaya, tapi itulah ketidakwajaran yang mengganggu Dewi -- bukan nama sebenarnya bayi berusia 9 bulan. Orang tuanya terperangah ketika mengetahui bahwa payudara Dewi tampak membesar. Dan menjelang umur 14 bulan, Dewi yang baru pandai berjalan itu sudah mengalami menstruasi. Dewi segera diperiksakan ke dokter. Menurut Profesor H.M. Sutan Assin, pasien seperti Dewi menderita premature thelarche, yaitu payudara tumbuh terlampau dini. Padahal, normalnya payudara membesar ketika anak berumur delapan tahun. Penyimpangan yang dialami Dewi, kalau dibiarkan, akan menyebabkan dia mengalami pubertas terlalu dini. Sutan Assin, yang sehari-hari adalah guru besar endokrinologi anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa ada sejumlah kasus seperti yang dialami Dewi yang ditangani oleh dokter ahli di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Tahun lalu saja, ada 10 kasus, dan selama lima tahun sebelumnya, ada sekitar 53 anak dengan keluhan serupa. Kini pun masih ada beberapa anak yang dirawat karena pubertas dini. Sementara itu, di Yogya, gadis cilik Suti juga bukan nama sebenarnya baru berumur 10 tahun, namun payudaranya sudah menyamai payudara wanita dewasa. Murid SD ini sungguh merasa tertekan dan begitu malu hingga akhirnya mogok sekolah. Alkisah, Suti tak suka makan hingga badannya kurus. Oleh orang tuanya, Suti lalu diberi ramuan tradisional. Namun, apa yang terjadi? Selama enam bulan, yang "tumbuh" adalah payudaranya saja. Setelah ia diperiksa secara intensif, dokter memutuskan, payudara Suti harus dioperasi. Dari payudara itu, dokter mengangkat jaringan seberat empat kilogram. Pembesaran payudara secara dini seperti yang dialami Suti, menurut Prof. Sutan Assin, bisa terjadi antara lain karena pengaruh hormon estrogen yang keluar terlampau cepat. Yang normal ialah ketika anak perempuan berusia 8 tahun ke atas. Sekitar usia itulah, otak memberikan aba-aba supaya indung telur memproduksi hormon estrogen. Dalam proses ini, gejala paling awal adalah pertumbuhan tinggi badan yang cepat meningkat. Seiring dengan itu, payudara membesar -- pada usia 8-10 tahun -- untuk kemudian sedikit demi sedikit berkembang penuh. Lalu sekitar usia 15 tahun, si gadis akan mengalami menstruasi. Nah, kalau otak maupun indung telur mengalami gangguan, pengeluaran estrogen pun tidak normal. Bisa terlalu cepat atau malah terlambat. Penyebabnya bisa tumor, infeksi, atau penyebab lain yang belum diketahui (idiopatik). Selama ini sumber pemasukan estrogen, selain dari dalam tubuh, bisa juga dari luar. Estrogen sintetis, misalnya, bisa bersumber dari susu, daging, ataupun senyawa kimia. Bisa pula akibat menu tambahan yang diberikan pada ternak potong, khususnya untuk memacu produksi daging. Wajar bila Sutan Assin menduga, kasus Suti terjadi karena estrogen yang terdapat dalam ramuan tradisional yang diminumnya. Penyebab lainnya, si anak terlampau sensitif terhadap hormon estrogen. Namun, tak bisa dimungkiri bahwa faktor makanan mempunyai andil besar pada pertumbuhan anak. Hasil penelitian terhadap 300 anak sekolah di Jakarta belum lama ini menunjukkan bahwa rata-rata anak perempuan pada usia 13 tahun sudah menstruasi. Padahal, sebelumnya, menstruasi dialami pada usia 15 tahun. Dulu, daging ayam ras pernah dituding mengandung hormon estrogen. Lalu dipermasalahkan, apakah ayam ras memang disuntik hormon estrogen. "Isu itu tidak benar," kata Doktor Peni S. Hardjosworo, staf Laboratorium Unggas Fakultas Peternakan IPB. Staf senior ini membeberkan berbagai hasil pengamatan mahasiswanya maupun bekas mahasiswanya yang telah lulus dan bekerja di perusahaan ternak ayam. Mereka semuanya membantah telah melakukan penyuntikan itu. Secara ekonomis, katanya, penyuntikan hormon malah menambah besar biaya yang dikeluarkan para peternak. "Jenis ayam ras yang ada memang cepat tumbuh walaupun tanpa disuntik hormon estrogen," katanya. Pada penelitian lain, kematangan estrogen pada seorang wanita juga bergantung pada deposit lemak dalam tubuhnya. Bila jumlah lemak melebihi 27 persen dari berat tubuh, proses kematangan estrogen akan lebih cepat. Akibatnya, menstruasi bisa datang lebih dini. Apa akibatnya jika anak perempuan mengalami pubertas dini? "Dia bisa hamil dan punya anak," kata Sutan Assin. Itulah yang dialami Martha Artunduaga, gadis cilik warga Kolombia. Martha kini berusia 14 tahun dan telah mempunyai anak yang berusia 5 tahun. Anak itu lahir ketika dia masih berusia 9 tahun (TEMPO, 19 November 1988). Namun, ibu termuda di dunia adalah seorang gadis cilik asal Peru, yang melahirkan anak ketika ia baru saja berusia 5 tahun. Selain bisa hamil, akibat lain dari pubertas dini adalah terhambatnya pertumbuhan tinggi badan. Sebab, ketika menstruasi datang, sekitar dua tahun kemudian pertumbuhan tinggi badan anak akan berhenti. Itu berarti, keluarnya hormon estrogen yang terlalu dini harus dicegah. Beberapa penderita yang datang di RS Cipto Mangunkusumo selama ini telah diobati dan mereka bisa tumbuh normal kendati ada yang berperawakan agak pendek.Gatot Triyanto
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini