Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Rahasia buat chou?

Chou en-lai, sampai saat kematiaannya belum tahu penyakitnya. Para dokter di RRC mempunyai peraturan ketat melarang mengatakan kepada pasien penyakit mereka. chou mati karena kanker. (ksh)

24 Januari 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEMENTARA Tun Razak almarhum mungkin tahu bahwa ia menderita leukemia, almarhum Chou En-lai mungkin meninggal tanpa mengetahui apa penyakit yang dideritanya. Setidaknya begitulah dugaan kalangan diplomat di Peking. Harian Jepang Yomiuri Shimbun Senin pekan lalu menulis: "Sebagaimana di sementara negara lain, dokter-dokter Tiongkok memiliki peraturan yang sangat ketat yang melarang mereka mengatakan kepada pasien apa penyakit mereka". Karena hal itulah, demikian laporan Yomiuri "kuat pendapat di kalangan para diplomat asing di Peking bahwa PM Chou En-lai tak pernah diberitahu nama penyakitnya sampai saat kematiannya". Harian Jepang itu juga menambahkan, bahwa "tak dapat diragukan lagi bahwa sifat sebenarnya dari penyakitnya merupakan persoalan yang sangat dirahasiakan. Tak ada kepala negara manapun yang berkunjung yang nampaknya telah diberitahu bahwa itu adalah kanker". Di tahun 1974, kedutaan besar RRT di Tokio mengurus pengiriman lewat udara sejumlah obat ke Peking. Para diplomat RRT di Tokio waktu itu mengatakan kepada rekan-rekannya orang Jepang bahwa itu adalah untuk sakit jantung PM Chou Enlai". Disebutkan pula oleh Yomiuri bahwa Wakil PM Teng Hsiao-peng yang menggantikan sang Perdana Menteri selama sakit -- seringkali berkata kepada para tamu asing bahwa Chou "sedang pulih dari kecapekan karena terlalu banyak kerja". Tak diragukan lagi bahwa Chou memang pekerja yang keras. Ia bisa bekerja semalaman suntuk, dan istirahat beberapa jam. Dan itu sering terjadi. Tapi ia nampaknya tahan. Ia dikenal sebagai orang yang berdisiplin tinggi, dan melatih badannya setiap hari kadang-kadang konon juga dalam hal gulat. Sebab itu barangkali ia nampak selalu segar, tidak pernah gendut, dan sikap tubuhnya tegak dalam tiap acara. Berbeda dengan lao -- seorang yang gemar berenang -- Chou tidak terlalu cakap di bidang ini: lengan kanannya pernah patah waktu ia jatuh dari kuda dalam masa gerilya 40 tahun yang lalu. Masa "Perjalanan Panjang" (Long March ) yang penuh dengan penderitaan, ketika kaum komunis (dalam status gerilyawan waktu itu) diburu-buru kaum nasionalis, dikenang sebagai masa latihan yang luar biasa pahitnya. Tapi yang mengherankan ialah bahwa Chou dan Lao bisa awet hidup. Tentunya karena perawatan kesehatan mereka luar biasa. Bahwa Chou kemudian mati oleh kanker (tak jelas, kanker di mana), nampaknya tak bisa diatasi biarpun oleh dokter-dokter RRT yang paling jempol.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus