SEBAGIAN dokter di Amerika Serikat sekarang ini sedang
giat-giatnya menggunakan satu zat kimia untuk pengobatan
preventif maupun represif terhadap serangan jantung dan berbagai
kerusakan pada pembuluh darah. Kerusakan pembuluh darah antara
lain bisa menyebabkan darah tinggi, kencing-manis, penyakit
ginjal dan parkinson. Penemuan melalui obat ini, yang bernama
ethylenediamine tetraacetic acid (EDTA), nampaknya satu
kebetulan saja. Semula, pada 1948, zat kimia ini digunakan para
dokter di Detroit, Michigan, untuk menguras racun timah hitam
dari dalam pembuluh darah. Maklumlah Detroit adalah pusat
perindustrian. Tetapi belakangan diketahui bahwa pasien
keracunan timah hitam yang kebetulan juga menderita
artriosclerosis (penyempitan pembuluh darah/jantung), begitu
memperoleh injeksi EDTA campur sedikit animo acid, bukan
keracunannnya saja yang sembuh. Pembuluh darahnya pun jadi mulus
kembali. Manfaat-ikutan yang mengagetkan ini dipergoki pada
tahun 1950.
Pengobatan ini mereka namakan chelation yang lebih kurang
berarti: pengurasan. Dan memang EDTA berfungsi sebagai zat
penguras kapur. Dalam laboratorium para ahli, termasuk juga di
Indonesia, dia digunakan untuk menguras larutan kapur dalam air
misalnya. Begitu zat kimia ini masuk ke dalam peredaran darah,
dia akan menguras endapan kapur dan lemak pada dinding pembuluh
darah, dan menghanyutkannya ke luar badan bersama air seni.
Sebagaimana sering dikemukakan para ahli jantung, endapan kapur
dan lemak pada dinding pembuluh darah tersebut akan memancing
serangan jantung. Dan jika penyempitan pembuluh darah terjadi
di kepala. kemungkinan besar si penderita akan menemui ajal --
karena tersumbatnya arus darah yang membawa oksigen yang sangat
diperlukan otak. Yang paling penting dari penemuan ini agaknya
adalah, bahwa metode operasi untuk mengatasi kerusakan pembuluh
darah dengan demikian bisa disingkirkan. "Berdasar data-data
klinis yang kurang terperinci, dari pengalaman ratusan dokter
dan ribuan pasien, pengobatan ini menunjukkan hasil yang
memuaskan. Sekitar 75% berhasil. 15% lumayan. Dan 10% tidak
menunjukkan manfaat apa-apa", kata dr Bruce W Halstead dalam
sebuah risalah yang ditulisnya.
Dari proses pengurasan tersebut, dalam darah akan terbentuk
remah-remah yang perlu dihancurkan lagi. Karena itulah mereka
yang hendak menempuh jalan pengurasan memerlukan organ hati
yang betul-betul sehat. Mereka yang menderita penyakit ginjal
maupun hati dilarang menggunakan EDTA. Begitupun yang menderita
sakit paru-paru.
Pamflet
Tiap jenis pengobatan kemoterapi akan membawa efek-samping, dan
karena itu para dokter yang menggunakan obat ini sangat
hati-hati. Meskipun keracunan lain sebagai efek-samping EDTA
yang cukup serius belum pernah ditemukan, tetapi satu dua orang
ada juga yang menderita peradangan pembuluh darah. Terlalu
seringnya injeksi bisa mengakibatkan kcjang-kejang pada otot
badan. Dalam beberapa kasus ada juga yang jadi demam, pusing,
hilang nafsu makan dan lelah. Tetapi dalam sekejap konon gejala
ini akan hilang. "Dalam kenyataannya EDTA memang bisa
berpengaruh sampingan yang agak gawat. Tetapi bagaimanapun,
sifatnya tidaklah mematikan jika dibanding akibat membunuh yang
bisa diakibatkan oleh penyempitan pembuluh darah jantung", ujar
Halstead.
Di Amerika Serikat sendiri, di mana penyakit jantung jadi
pembunuh terbesar, chelation ini belum begitu populer. Belum
begitu banyak dokter mempraktekkannya. Ini agaknya pengaruh
sikap American Medical Association -- yang jadi pemegang palu
sah-tidaknya sesuatu metode pengobatan -- yang belum bisa
menerimanya. EDTA ini tak ada gunanya, kata perhimpunan dokter
AS itu, "karena pengaruh obat tersebut bersifat sementara saja".
Masih diperlukan penelitian lebih lanjut begitulah kesimpulan
organisasi dokter tadi. Tetapi dokter-dokter yang kurang
terkenal dan haus pasien mempropagandakan obat kuras ini ke
mana-mana, melalui pembicaraan mulut-ke mulut maupun penyebaran
pamflet. "Chelation terutama berguna untuk menghindarkan
serangan jantung. Dengan pembuluh darah yang bersih, otak akan
bekerja dengan baik. Peredaran darah yang sempurna membuat tubuh
kita sehat", ujar dr Thomas Yaw Siaw kepada wartawan TEMPO
Martin Aleida, yang bulan Desember yang lalu berkunjung ke
Amerika Serikat. Dokter yang bernama dan berdarah Tionghoa ini,
selain mempraktekkan tusuk jarum di San Diego, juga iktu
mengobati pasien dengan obat kuras pembuluh darah ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini