Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gaya rambut kepang tak pernah lekang. Berbagai variasi model kepang dieksplorasi agar rupa model fashion kian mempesona, termasuk di Jakarta Fashion Week 2019 yang diselenggarakan pada 20-26 Oktober 2018 di Senayan City, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
History of Cornrow Braiding mencatat kepang cornrow adalah model kepang yang tertua di Afrika. Pertama kali ditemukan di sebuah patung tanah liat yang dipahat pada zaman peradaban Nok di Nigeria, sekitar tahun 500 sebelum Masehi. Setelah itu baru muncul beberapa variasi model kepang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artikel lain:
180 Desainer akan Tampil di Jakarta Fashion Week 2019
6 Desainer Bawa Keragaman Budaya ke Paris Fashion Week
Seiring dengan perkembangan zaman, jenis kepang mulai menyebar ke berbagai daerah karena perpindahan orang-orang Afrika ke benua lain. Kini, model rambut kepang cornrow lebih identik dengan gaya hiphop.
Tak mengherankan, kepang telah menjadi bagian dari budaya populer yang makin digemari kalangan selebritas dunia, sebut saja Kim Kardashian, Kendall dan Kylie Jenner, serta Cara Delevingne.
Bahkan beberapa label fashion ternama, seperti Vivienne Westwood, Jill Sander, Delpozo, dan Philip Lim, memunculkan kembali gaya rambut kepang saat menampilkan busananya dalam ajang pekan mode. Begitu juga dalam Jakarta Fashion Week (JFW) 2019, model kepang juga akan mendominasi gaya rambut para model.
Head of Makeup and Hairstyling JFW 2019 Qiqi Franky mengatakan, untuk JFW 2019, modelnya merupakan modifikasi dari gaya kepang berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Prancis, Belanda, dan Indonesia. Menurutnya, gaya rambut yang diaplikasikan pada model fashion nantinya menggambarkan tren sepanjang tahun ini.
Persiapan hair stylist untuk Jakarta Fashion Week 2019 di L’Oréal Academy, Jakarta Selatan, Kamis 18 Oktober 2018. TEMPO | Astari P Sarosa
“Kepang paling banyak tahun ini. Indonesia sendiri kan sudah dari zaman dulu punya gaya model kepang, tinggal variasinya saja kita kombinasi dengan gaya Amerika, French Braid (gaya Prancis), Dutch Braid (gaya Belanda),” katanya.
Qiqi menyebutkan gaya kepang yang diaplikasikan akan lebih banyak mengadaptasi gaya Belanda, Prancis, dan Amerika, tapi dengan beberapa modifikasi. Pasalnya, menata rambut sama seperti karya seni, butuh eksplorasi diri dan inovasi, sama halnya dengan mempersiapkan koleksi gaya rambut yang akan ia bawa dalam panggung mode Jakarta.
Salah satu contohnya, ia melanjutkan, kepang afro looks atau model kepang kecil-kecil yang menempel di kulit kepala juga dapat dimodifikasi. “Cuma mereka kan kecil-kecil dan banyak, kalau kita mungkin jadi lima kepang saja. Selain itu, kepang biasa sisi kanan, sisi kiri, dan tengah. Terus finishing-nya ponytile atau glam rock dengan poni diangkat ke belakang,” ucapnya.
Dia menambahkan, modifikasi tersebut juga dapat disesuaikan dengan kondisi atau jenis rambut hingga bentuk wajah. Seseorang yang memiliki wajah bulat, misalnya, dapat dikamuflase dengan menyisakan rambut, kemudian dijatuhkan di bagian pipi kanan dan kiri. Selain itu, kata dia, gaya kepang messy, model kepang tidak rapi atau acak-acakan, bakal makin diminati.