Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Disiplin Itu Kunci

Menjalankan resolusi harus dimulai dengan niat, disiplin, dan target yang tidak terlalu tinggi.

9 Januari 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Menjalankan resolusi harus dimulai dengan niat dan disiplin

  • Jangan menetapkan target resolusi yang fantastis

Ada sejumlah langkah agar Anda dapat mewujudkan resolusi alias tekad. Salah satu yang terpenting adalah mendisiplinkan diri mencapai tujuan itu. Berdisiplin akan membentuk sebuah kebiasaan baru dan hal itu butuh pemicu sebagai alasan untuk menemukan pola disiplin yang tepat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selama ini, menurut psikolog klinis, Analisa Widyaningrum, dalam menjalankan resolusi, orang hanya berfokus pada hasilnya, sehingga gagal menciptakan kebiasaan baru untuk mencapai resolusi itu. Seharusnya orang mencari titik yang mesti diubah, sehingga kebiasaan baru itu akan terbentuk dalam aktivitas yang konkret.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Misalnya, olahraga untuk apa, sih? Oh, untuk jadi lebih sehat. Ketika lebih sehat, jadi lebih memahami arti kehidupan,” kata Analisa kepada Tempo, Kamis lalu.

Analisa juga menyarankan agar dalam menjalankan resolusi itu seseorang sebaiknya mengelilingi diri dengan orang yang memiliki kesamaan nilai dan pandangan. Dengan begitu, mereka dapat tumbuh bersama dan saling menolong. Ia mengibaratkan dengan lari bersama teman. Jika kecepatan teman yang berlari bersama itu lambat, orang tersebut juga ikut melambat.

Persoalan lain yang kerap menghambat capaian resolusi adalah target yang fantastis dan semangat yang terlalu menggebu-gebu di awal. Psikolog dan pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung, Efnie Indrianie, mengatakan target fantastis akan diterjemahkan sebagai beban oleh otak.

Target semacam ini hanya akan membuat hormon adrenalin habis di awal. Sedangkan targetnya masih jauh. “Untuk membuat orang berdisiplin dalam mencapai resolusi serta mendapatkan dukungan dari fungsi otak, buatlah tujuan lebih sederhana dan praktis,” ujar Efnie, kemarin.   

Resolusi sederhana, seperti mengubah kebiasaan sehari-hari, menjadikan kesehatan  lebih baik, dan membentuk spiritualitas hidup, dipercaya akan membuat tubuh, pikiran, serta jiwa lebih siap menghadapi tujuan yang dicanangkan. Apalagi, terkadang, ketika merencanakan suatu hal, malah yang didapatkan adalah hal lain. Hal itu bukan berarti Anda gagal mencapai resolusi.

Menurut Efnie, buatlah catatan apa saja yang sudah dicapai, baik capaian kecil maupun besar. “Kalau diidentifikasi capaian seseorang pada tahun ini, maka muncul apresiasi terhadap diri sendiri.”  

Selain itu, resolusi yang bertujuan untuk menunjukkan eksistensi di hadapan orang lain cenderung mengalami kegagalan. Karena itu, ia menyarankan agar sebaiknya membuat resolusi yang berkaitan dengan kebutuhan diri sendiri, bukan untuk mendapatkan validasi dari orang lain.

Jadi, jangan lakukan sesuatu karena terpaksa. Praktisi emotional healing, Adjie Santosoputro, menjelaskan bahwa banyak orang yang terpaksa melakukan sesuatu, termasuk yang mengikuti kelasnya, sering kali tidak berlanjut. Selain itu, niat sangat penting. Guna mendapatkan kesehatan mental yang baik, misalnya, harus dimulai dengan niat kuat untuk mencapainya.  

 

Praktisi mindfulness, Adjie Santosoputro. Dok. Santosha

Kiat lain agar bisa mendisiplinkan diri dalam meningkatkan kesehatan mental adalah meluangkan waktu secara rutin untuk bermeditasi dan mengajak orang lain ikut berlatih. “Rutin selama 5-10 menit untuk duduk diam, mata terpejam, setiap pagi. Kemudian bangun support system agar dapat saling mendukung,” kata dia kepada Tempo, Rabu lalu.

Adapun konsultan olahraga dan gizi olahraga, Kalisty, 27 tahun, menyatakan, jika seseorang ingin memiliki bobot tubuh ideal, cara mendisiplinkan diri agar mencapai tujuan itu adalah mengingat alasan memiliki tujuan tersebut. Ia juga menyarankan agar bergerak pada pagi hari.

 

Konsultan nutrisi, Kalisty. TEMPO/M Taufan Rengganis

Kalisty menambahkan, hambatan dalam menurunkan berat badan cukup banyak. Salah satunya adalah ketidakmampuan mengelola stres. Jika perasaan sedang tidak bagus, biasanya hal itu akan membuat pola makan berantakan dan pola tidurnya tidak teratur. Padahal, kata Kalisty, pola makan dan pola tidur cukup menentukan dalam proses penurunan berat badan.

“Stres ini biasanya dipicu oleh pekerjaan, juga dari melihat media sosial ada orang yang sudah berhasil diet.”  ***

DIKO OKTARA

 

 

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus