Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Konsep kantor terbuka dengan ruang kerja yang tidak dipisahkan oleh dinding atau bilik menjadi kekhawatiran utama beberapa pekerja di tengah mewabahnya virus corona. Menurut survei yang dilakukan Bospar, 52,9 persen orang Amerika Serikat percaya kantor terbuka akan memicu peningkatan infeksi virus corona, sementara 41 persen yakin kantor seperti itu dapat menjadi sarang infeksi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada sejumlah mitos yang beredar tentang apa yang dapat dilakukan untuk mencegah penularan virus corona dan penyakit lain. Dilansir Business Insider, CDC dan Direktur Kesehatan Global Northwell Health, Eric Cioe-Pena, memberikan beberapa panduan untuk menjaga kesehatan saat bekerja di kantor berkonsep terbuka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cuci tangan sesering mungkin, terutama setelah menggunakan barang yang dipakai bersama, seperti teko kopi atau telepon. CDC merekomendasikan untuk mencuci tangan setidaknya selama 20 detik dengan sabun dan air hangat, terutama setelah pergi ke kamar mandi, sebelum makan, dan setelah membersihkan hidung, batuk, atau bersin.
Simpan sebotol pembersih tangan (hand sanitizer) di atas meja. CDC dan Cioe-Pena merekomendasikan penggunaan pembersih tangan dengan setidaknya 60 persen kandungan alkohol untuk melindungi diri dari kuman.
Bersihkan ruang kerja. Menurut Wall Street Journal, meja rata-rata memiliki 800 bakteri per 2,5 centimeter persegi, sekitar 14 kali lebih banyak daripada dudukan toilet. Untuk mencegah penyakit, bersihkan ruang kerja dengan semprotan atau lap disinfektan.
Sebisa mungkin, hindari menyentuh permukaan apapun dengan tangan kosong. Cara terbaik untuk melindungi diri dari penyakit dan infeksi adalah dengan membatasi paparan langsung. Saat memegang gagang pintu, gunakan tisu atau sarung tangan untuk menghindari menyentuh permukaan yang mungkin tertutup kuman dengan tangan kosong.
Bekerja di area terpencil jika memungkinkan. “Salah satu cara untuk terpapar virus adalah dengan berdekatan dengan orang lain,” kata Cioe-Pena. "Risiko penularan dapat meningkat jika Anda sedang bekerja dan berada dalam jarak 2 meter dari seseorang yang menunjukkan gejala sakit selama lebih dari dua menit," katanya.
Hindari menyentuh wajah, terlebih mulut, hidung, dan mata. Menurut sebuah studi tahun 2015, orang menyentuh wajah rata-rata 24 kali dalam satu jam dan sekitar 44 persen dari sentuhan itu melibatkan mata, hidung, dan mulut. Tidak menyentuh wajah mungkin salah satu cara termudah untuk mencegah penyakit di tempat kerja.
Hindari kontak fisik, termasuk berpelukan dan berjabat tangan. “Tidak berjabat tangan adalah hal yang sulit karena sudah tertanam dalam budaya kita. Menyentuh siku adalah pilihan yang lebih aman daripada jabat tangan. Bahkan, sedikit anggukan atau bungkukan juga cukup," kata Cioe-Pena.
Jika memungkinkan bekerja dari rumah, pertimbangkanlah. Apabila memungkinkan bekerja dari rumah, pertimbangkan opsi tersebut jika Anda sendiri sedang sakit. Atau, cukup luangkan libur satu hari untuk beristirahat dan memulihkan diri.
Dengan penyebaran virus corona, sejumlah perusahaan di dunia telah memberlakukan kebijakan yang memungkinkan karyawan mengambil cuti atau bekerja dari rumah untuk menghindari penularan ke orang lain.
Di samping itu semua, para ahli menyarankan agar tetap tenang. Menurut Cioe-Pena, 99,5 persen orang akan baik-baik saja atau mereka yang memiliki gejala ringan sehingga akan menjadi lebih baik setelah beristirahat di rumah.
"Kita harus menanggapi hal ini dengan tingkat keseriusan yang sesuai, melindungi orang-orang yang paling berisiko, sekaligus mengurangi kecemasan dan akan melewati fase ini dengan baik. Lakukan hal-hal yang cerdas, tetapi hindari panik," katanya.