Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat termasuk dalam satu dari lima negara dengan biaya pendidikan termahal di dunia. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh HSBC pada 2018, orang tua yang menyekolahkan anak di Amerika Serikat harus mengeluarkan biaya sebesar 58 ribu dolar atau setara dengan 800 juta rupiah per tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski harga tersebut sangat mahal, namun data dari Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia pada 2019 menyebutkan bahwa ada 9.000 mahasiswa Indonesia di negara Paman Sam itu. Lantas, apa yang menyebabkan banyak masyarakat Indonesia memilih Amerika Serikat sebagai destinasi untuk melanjutkan pendidikan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kuasa Usaha Ad Interim Kedubes AS, Heather Variava, menjelaskan bahwa Amerika Serikat memiliki sistem pendidikan yang luas dan terbuka. Berbeda dengan Indonesia, jurusan di Amerika Serikat sangat terperinci.
“Contohnya komunikasi, terdapat jurusan yang lebih detail seperti komunikasi korporat atau komunikasi dan seni,” katanya saat ditemui dalam acara Education USA Indonesia Fair di Jakarta pada Sabtu, 15 Februari 2020.
Selain pendidikan yang memiliki banyak pilihan, Variava juga mengatakan sistem pendidikan di Amerika Serikat lebih mementingkan praktek daripada teori. Ini tentunya lebih efektif karena membuat para mahasiswa terjun langsung pada pekerjaan nyata.
“Kita tahu bahwa apa yang terjadi di lapangan sangat berbeda dengan literatur yang kita baca. Di Amerika, kita menomorsatukan praktek itu,” ungkapnya.
Terakhir, beberapa universitas nomor satu memang terdapat di Amerika Serikat. Belum lagi banyaknya orang-orang sukses yang dicetak dari negara Paman Sam itu. Tak heran, Variava pun mengatakan bahwa banyak masyarakat Indonesia yang tertarik kuliah di Amerika.
“Kita bisa menemukan Harvard di Amerika. Menteri pendidikan Indonesia juga lulusan dari sana. Pasti ini contoh yang baik,” tegasnya.