Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Sejarah Kopi di Indonesia dan Berbagai Jenisnya

Sejarah kopi di Indonesia ternyata banyak dipengaruhi oleh Belanda, mulai dari perkembangannya hingga beberapa jenis kopi yang dibawa masuk.

14 Maret 2023 | 11.20 WIB

Tanaman kopi robusta Lembah Grime, dibiarkan tumbuh liar tanpa perlakuan istimewa. Foto: Darmo Tanoyo
Perbesar
Tanaman kopi robusta Lembah Grime, dibiarkan tumbuh liar tanpa perlakuan istimewa. Foto: Darmo Tanoyo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, mulai dari budaya, suku bangsa, hingga makanan dan minuman yang legendaris. Salah satu minuman yang sangat terkenal dari Indonesia adalah kopi. Dilansir dari laman ppejp.kemendag.go.id, kopi menjadi salah satu produk ekspor Indonesia ke beberapa negara. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perkembangan dan sejarah kopi di Indonesia cukup banyak dipengaruhi oleh zaman penjajahan Belanda. Bahkan, kata kopi yang saat ini dipakai pun merupakan hasil adopsi dari bahasa belanda, yaitu koffie. Lantas, bagaimana sejarah kopi dan ragam jenisnya di Indonesia? Simak informasinya berikut ini.

Sejarah Kopi di Indonesia

Sejarah kopi di Indonesia dimulai sejak tahun 1696 saat pendudukan Belanda di Nusantara. Saat itu, Belanda datang ke pulau Jawa dengan membawa kopi berjenis Arabika dari Malabar, India. Budidaya kopi pun mulai dilakukan untuk pertama kali di daerah khusus agrikultur dekat Batavia bernama Kedawung. Sayangnya, budidaya kopi pertama ini harus gagal karena bencana alam dan cuaca ekstrim.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sekitar 3 tahun kemudian, Belanda kembali membawa batang kopi dari Malabar yang merupakan hasil stek. Kali ini, budidaya kopi oleh Belanda pun berhasil. Pada 1706, biji kopi dari pulau Jawa sukses menjadi barang yang sangat populer. Bahkan, kesuksesan ini membuat Belanda menanam kopi di setiap pulau Indonesia yang kemudian memunculkan berbagai ragam jenis kopi lokal.

Pada 10 tahun pertama perkembangan kopi di Indonesia, Belanda berhasil meraih keuntungan yang berlimpah karena jumlah ekspor yang besar. Namun lama-kelamaan keuntungannya menurun dan menemukan titik matinya. Hampir 200 tahun setelah kemunculan kopi pertama di Indonesia, penyakit Hemileia vastatrix (HV) atau karat daun menyerang dan menyebabkan rusaknya seluruh perkebunan Indonesia, termasuk perkebunan kopi.

Untuk menyiasati kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan, Belanda mencoba mengganti jenis kopi yang ditanam di Indonesia dari arabika ke liberika. Sayangnya, jenis kopi tersebut tetap tidak bisa bertahan dari penyakit karat daun yang tengah melanda Indonesia saat itu.

Pada 1900-an, Belanda akhirnya membawa dan memperkenalkan biji kopi jenis robusta kepada para petani di Jawa Timur. Ternyata, jenis kopi ini cukup kuat untuk bertahan dari serangan penyakit karat daun. Budidaya kopi robusta semakin meluas hingga menjalar ke Sumatra.

Setelah Kemerdekaan Indonesia pada 1945, pemerintah melakukan nasionalisasi terhadap kebun-kebun kopi bekas peninggalan Belanda. Dari sinilah budidaya kopi Indonesia mengalami kebangkitan. Bahkan, Indonesia pernah berhasil menjadi salah satu pengekspor kopi terbesar di Dunia bersama Brazil, Kolombia, dan Vietnam.

Ragam Jenis Kopi Indonesia

Indonesia memiliki beberapa jenis kopi lokal, seperti kopi Gayo dari Aceh, kopi Kintamani dari Bali, kopi Toraja dari Sulawesi, kopi Liberika Rangsang Meranti dari Riau, hingga kopi Bajawa dari Flores. Meski demikian, berdasarkan sejarah kopi di Indonesia, terdapat ragam jenis kopi yang paling umum dan terkenal hingga saat ini, yaitu Arabika, Robusta, dan Liberika.

1. Kopi Arabika (Coffea arabica)

Sejarah kopi arabika pertama kali ditemukan di Ethiopia oleh bangsa Arab. Setelah itu, kopi pun disebarkan ke seluruh dunia dengan nama arabika karena peran bangsa Arab dalam penemuannya. Jenis kopi yang satu ini mengandung kafein yang rendah sehingga menjadi kopi paling diminati oleh banyak orang. Ciri dari jenis kopi ini adalah warna seduhan yang tidak terlalu kental dan rasanya yang asam.

2. Kopi Robusta (Coffea canephora var. robusta)

Kopi robusta adalah salah satu jenis kopi dari varietas Coffea canephora. Kopi ini memiliki rasa yang kuat dan lebih pahit dari arabika. Oleh karena itu, robusta lebih cocok digunakan untuk campuran seperti cappucino, latte, mochacino, dan lainnya. Selain itu, robusta juga kerap dijadikan bahan baku untuk pembuatan kopi instan.

3. Kopi Liberika (Coffea liberica)

Ragam kopi yang terakhir adalah liberika. Jenis kopi ini pertama kali ditemukan di Liberia dan merupakan tumbuhan liar di daerah sekitar Afrika. Produksi kopi jenis ini cukup rendah, yaitu hanya sekitar 1-2 persen dari produksi kopi dunia. Selain itu, liberika juga memiliki satu varietas lain yang dikenal dengan nama excelsa.

Itulah rangkuman informasi mengenai sejarah kopi dan ragam jenisnya di Indonesia. Semoga bermanfaat.

RADEN PUTRI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus