Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Sejarah Kopi, Puluhan Perkebunan Kopi Lama Masih Eksis

Sejarah kopi dimulai sejak Belanda membawa kopi ke Indonesia pada 1699. Saat itu kemudian perkebunan kopi di berbagai daerah dibuka.

30 April 2021 | 14.59 WIB

Suasana perkebunan kopi di desa Gombengsari, Banyuwangi, Jawa Timur, 22 Juni 2018. Luas perkebunan kopi rakyat di kawasan Gombengsari sekitar 853 hektar yang terletak di dataran tinggi dengan bentuk tanah berbukit di ketinggian 400-600 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang menyebabkan daerah tersebut menjadi penghasil kopi robusta dengan kualitas terbaik. AMTARA FOTO/M Agung Rajasa
Perbesar
Suasana perkebunan kopi di desa Gombengsari, Banyuwangi, Jawa Timur, 22 Juni 2018. Luas perkebunan kopi rakyat di kawasan Gombengsari sekitar 853 hektar yang terletak di dataran tinggi dengan bentuk tanah berbukit di ketinggian 400-600 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang menyebabkan daerah tersebut menjadi penghasil kopi robusta dengan kualitas terbaik. AMTARA FOTO/M Agung Rajasa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini Indonesia menjadi salah satu negara terbesar yang menghasilkan kopi berkualitas di dunia. Hal tersebut tidak lepas dari sejarah kopi di Indonesia yang memiliki perjalanan panjang hingga berbuntut panjang ke masa kolonialisme.

Kopi masuk ke Indonesia dibawa oleh Belanda pada 1699 yang didatangkan langsung dari Malabar, India, ke pulau Jawa. Mereka mencoba penanman pertama di daerah Batavia—saat ini Jakarta. Namun, penanaman pertama tersebut gagal karena banjir besar di daerah tersebut.

Pada tahun 1706 Belanda mulai melakukan upaya keduanya dengan meneliti tanaman kopi yang pernah ditanam di Indonesia. Dari sampel tersebut, kopi yang ditanam di Indonesia memiliki kualitas unggul, oleh sebab itu pada 1711 tanaman kopi hasil penelitian tersebut dusebar ke seluruh Indonesia seperti, Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara, hingga Papua.

Varietas yang banyak ditanam di Indonesia yaitu arabika. Tidak heran jika sangat beragam jenis-jenis kopi di Indonesia mulai dari, kopi Aceh Gayo, kopi Sumatra Mandheling, kopi Lintong, kopi Kalosi Toraja, kopi Lampung, kopi Kintamani Bali, kopi Jawa Prenger, hingga kopi Wamena Bajawa (Papua). Selain itu terdapat pula kopi luwak yang terkenal akan harganya yang cukup mahal.

Untuk di Indonesia terdapat perkebunan kopi terbesar seper di daerah Gayo, Aceh. Tidak heran jika membuat kebun ini menjadi kebun terbesar, mengingat usinya yang sudah menginjak lebih dari satu abad. Perkebunan kopi di Gayo, Aceh terkenal dengan kopi arabikanya, bahkan sudah mendunia.

Kopi Gayo memiliki ciri khas yaitu, kekentalan yang ringan saat diseduh, aroma harum yang khas, dan rasa yang tidak terlalu pahit. Kopi ini juga ditanam tanpa menggunakan pupuk buatan, sehingga membuatnya dijuluki green beans

Selanjutnya yaitu perkebunan kopi di Kintamani, Bali yang juga menjadi daerah dengan komoditas terbaik di Indonesia. Kopi di daerah ini ditanam dekat Pegunungan Kintamani. Kopi yang banyak ditanam di daerah ini yaitu varietas kopi arabika. Selain itu, kopi Kintamani memiliki keunikan yang tidak ada pada jenis kopi lainnya. Ketika kopi Kintamani diseduh akan mengeluarkan rasa sitrus dan rempah yang cukup kuat.

Terakhir yaitu kopi di Tanggamus, Lampung. Sejarah kopi di sini, tak lepas pada 2018 lalu Lampung menjadi daerah kedua di Indonesia yang banyak menghasilkan kopi. Dalam setahun Lampung memiliki komoditas hingga 106.746 ton. Kopi yang ditanam di Lampung biasanya adalah varietas robusta dengan memberikan sensasi rasa seperti cokelat.

GERIN RIO PRANATA

Baca: 6 Varian Kopi Indonesia Legenda di Pasar Dunia, Kopi Gayo Sampai Kopi Kintamani

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus