Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Sekjen IDI Ungkap Penyebab Infeksi Jamur Kulit

Sekjen IDI menjelaskan beberapa penyebab munculnya infeksi jamur di kulit, salah satunya aktivitas yang dilakukan di luar ruangan.

11 Februari 2025 | 22.06 WIB

Ilutstrasi penyakit kulit. Shutterstock
Perbesar
Ilutstrasi penyakit kulit. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Infeksi jamur biasa menyerang kulit dan menyebabkan gatal yang kerap mengganggu aktivitas sehari-hari serta dapat berefek sosial. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Ulul Albab, Sp.OG, menjelaskan beberapa penyebab munculnya infeksi jamur di kulit, salah satunya aktivitas yang dilakukan di luar ruangan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Keringat berlebihan akibat olahraga atau pekerjaan di luar ruangan dan kurang menjaga kebersihan kulit menciptakan lingkungan yang ideal bagi jamur untuk berkembang," ujar Ulul dalam bincang-bincang "Jangan Tunda Produktivitas, Atasi dengan Tuntas" di Jakarta, Selasa, 11 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurutnya, kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi seperti berbagi handuk, sepatu, atau pakaian juga meningkatkan risiko infeksi jamur pada kulit. 

"Kita sehari-hari mungkin pakai sepatu, kalau kerja lebih dari 5-6 jam, apakah yakin sepatu kita bersih? Dan itu juga kadang-kadang kita enggak tahu, awalnya nongol kecil kemudian kita enggak anggap itu bahaya, cuma dicuci. Apalagi jamur suka nyempil di tempat-tempat yang sempit seperti di sela-sela jari dan itu sering terjadi di sana karena di situ tempatnya lembap sehingga memudahkan dia muncul," paparnya.

Menular dan bikin malu
Penyebab lain di antaranya kelembapan dan panas tinggi di negara tropis seperti Indonesia dan daerah yang mengalami banjir di musim hujan juga dapat meningkatkan risiko terserang infeksi jamur kulit. Ulul mengatakan infeksi jamur pada kulit dapat menular dan mempengaruhi siapa saja, bahkan bisa berdampak pada efek sosial, seperti malu. 

"Sakit jamur itu biasanya lama kalau tidak disembuhkan dan mohon maaf bisa menyebar dan menambah ke tempat yang lainnya, dari kulit satu ke kulit yang lain dan bisa loncat ke orang lain karena kontak langsung. Makanya bukan hanya malu tapi juga mungkin menyebalkan buat yang lain kalau seandainya ada temannya yang sakit jamur," ucap Ulul.

Menyadari banyaknya yang mengalami infeksi jamur kulit di Indonesia dan untuk mendorong edukasi ke masyarakat, PT Kalbe Farma Tbk melalui anak usaha Kalbe Consumer Health dan brand Kalpanax meluncurkan program SIGAP (Deteksi Gejala, Atasi dengan Kalpanax). Program ini bekerja sama dengan IDI dan didukung Kementerian Kesehatan.

"Program ini adalah bentuk komitmen Kalbe untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia, terutama yang aktif beraktivitas di luar ruang," ujar Head of Digestive and Skin Category Kalbe Consumer Health, Revi Octaria.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus