Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Sembuhkanlah Dengan Yoga

Yayasan Yoga Indonesia dan The Gandhi Memorial School Jakarta telah mendatangkan seorang guru yoga dari India Swami Yoganand Puri untuk memberikan pelajaran yoga bagi penyembuhan penyakit. (ksh)

21 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BERTAMBAH banyak saja orang latihan Yoga di sini. Mungkin mereka tertarik pada manfaatnya yang begitu banyak. Sakit pernafasan sampai pun darah tinggi bisa diobatinya. Malahan kabarnya, rematik, penyakit yang belum bisa ditangani kedokteran modern, bisa disembuhkan. Untuk menemui para peserta Yoga di sini sejak pertengahan September yang lalu selama hampir dua bulan telah datang seorang guru Yoga dari India, Shree Swami Yoganand Puri. Guru yang tetap membujang itu datang atas undangan Yayasan Yoga Indonesia dan The Gandhi Memorial School di Jakarta. Selama sebulan dia memberikan pelajaran untuk latihan Yoga bagi penyembuhan penyakit sakit pernafasan, tekanan darah tinggi, insomnia, asma dan rematik. Karena kedatangannya disiarkan secara luas melalui plakat, semua orang boleh ikut serta asal membayar ongkos Rp 5000, untuk serangkaian latihan yang berlangsung seminggu penuh. Dua jam tiap hari. Sebelum sampai pada gerakan untuk menyembuhkan sesuatu penyakit tertentu Swami mengajarkan latihan dasar. Tetapi di samping itu ia tekankan pula perlunya hidup teratur supaya badan selalu sehat. "Ada 4 kunci menuju hidup sehat," kata guru yang berkepala culah dan mengenakan jubah kuning oranye. Makanan yang baik, tidur dan latihan yang teratur, serta menjaga badan supaya bersih selalu, itulah kunci kesehatan, kata sang guru. "Sebaiknya peserta Yoga vegetarian. Tidak merokok dan pantang alkohol. Janganlah khawatir tubuh menjadi lemah karena tidak memakan daging. Harus diingat banteng dan gajah yang tidak makan daging 'kan tetap kuat katanya pula membujuk. Lalu Shree Swami menuju sebuah panggung yang rendah dan duduk bersila di depan 60 muridnya di sebuah ruangan gedung The Gandhi Memorial School. Ia berbicara dalam bahasa Inggeris sedang seorang laki-laki yang duduk dekatnya menterjemahkan ajaran sang guru. "Tutup mata anda, lemaskan badan, tangan dan kaki," katanya memejamkan mata. Para murid yang duduk di lantai berkarpet hijau, atau yang hanya kebagian lantai beralas kain sarung dan selimut, mengikuti pelajaran latihan menenangkan pikiran. Swami yang duduk bersila dalam sikap Mudra dengan kedua telapak tangannya terlentang di pangkuan melanjutkan petunjuknya. "Tutup mata anda, rileks, hilangkan pikiran yang susah. Berpikirlah sehat dan bahagia." Suaranya kalem dan dalam. Ini adalah dasar latihan untuk memerangi penyakit insomnia atau sulit-tidur. Menurut guru, ada tiga aturan yang harus diperhatikan supaya gampang melelapkan mata. "Pertama keadaan tanpa badan, tanpa aku dan keadaan tanpa waktu," katanya. 3 Bulan Menurut Swami orang jadi sulit tidur karena dia memikirkan badannya. Dengan santai tanpa merasakan adanya tubuh, katanya, orang akan gampang tidur. Orang sulit tidur katanya karena selalu memikirkan dirinya. Baik dia kaya ataupun miskin. Setelah kira-kira setengah jam sang guru memberikan pelajaran untuk mudah tidur, kemudian masuk bab latihan pernafasan. Berlari-lari di tempat seraya melepas dan menghirup udara dalam-dalam. Menyusul berbagai gerakan bersenam yang diikuti dengan pernafasan yang teratur. Tiap satu gerakan selesai, para peserta diharuskan berbaring seraya mengikuti perintah guru: "Tenangkan nafas pejamkan mata!" Bagi para penderita rematik, pelajaran mengenai latihan untuk menyembuhkan penyakit tersebut nampaknya memang ditunggu-tunggu. Dan nampaknya gerakan untuk penyakit yang satu ini hanya meliputi gerakan yang berulang-ulang sampai berpuluh kali pada bagian tubuh yang terasa pegal linu. "Biasanya dalam tiga bulan, bila suryana maskar yang meliputi 12 gerakan senam Yoga secara teratur dilakukan, berpantang makan melinjo, es, nasi goreng dan mandi malam, biasanya rematik sembuh," kata Nyonya Suyono, seorang pelatih Yoga dari YYI. Tetapi bagaimana Yoga menyembuhkan? "Tergantung ketekunan," jawab A. Suryono, ketua YYI. Ia menyebutkan dalam dua minggu saja kita sudah akan bisa merasakan pengaruh positif. Namun kursus yang hanya berlangsung seminggu -- meskipun dipimpin oleh seorang guru langsung dari tanah air Yoga -- tentu belum cukup. "Kursus itu hanya untuk mengetahui petunjuk-petunjuk dasar Yoga. Kalau ada yang mau melanjutkan, bisa menghubungi kursus-kursus yang berada di bawah lindungan Yayasan Yoga Indonesia," katanya. Seorang penuntun dalam latihan nampaknya memang diperlukan. "Sebaiknya para peserta Yoga sekali-sekali dipimpin oleh seorang guru yang berpengalaman," kata Thio Tjoen Tek, 60 tahun, yang telah berlatih sejak umur 20. Sebab, katanya, tanpa seorang guru bisa saja seseorang berlebihan dalam berlatih. Berlebih dalam latihan pernafasan bisa saja mengakibatkan gangguan pernafasan dan sakit jantung, katanya. Berlebihan dalam segala hal juga menunjukkan ada sesuatu yang tak beres dalam "aku"-nya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus