Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Dari Kemiskinan Lahirlah Durga

Bayi tabung kedua di dunia dilahirkan di India. Durga, dihasilkan dari pembuahan sel telur ibu & sperma ayah di dalam tabung kaca yang dikerjakan oleh tim dokter dari Calcutta Medical College, India. (ilt)

21 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI tengah ribuan orok yang lahir di India 3 Oktober yang lalu, kelahiran seorang bayi perempuan seberat 3,35 kilogram mungkin dianggap tidak istimewa. Kecuali bahwa ia "jadi" dalam tabung kaca di sebuah laboratorium Calcutta Medical College, sebelum ditanamkan oleh para dokter dan kemudian dilahirkan dari kandungan ibunya. Durga, demikian nama anak itu, menjadi "bayi tabung" yang kedua di dunia, setelah "bayi tabung" Inggeris Louise Brown di Oldham bulan Juli yang lalu. Mungkinkah ini? "Pembuatan" bayi tabung menuntut kemajuan teknologi kedokteran. Padahal India terkenal sebagai negeri miskin yang kurang-lebih sepertiga rakyatnya buta huruf dan 40% hidup di bawah garis kemiskinan. Bagaimana mungkin? Tim dokter India yang dipimpin oleh Dr. Saroj Kanti Bhattacharya dan dibantu oleh Prof. Sunit Mukherjee dan Dr. Subash Mukherjee hanya mengatakan bahwa bayi ini dilahirkan melalui proses yang "serupa" dengan teknik yang dipakai oleh rekan-rekan mereka di Inggeris. Dalam proses ini, sebuah sel telu yang sudah matang diambil dari ovarium ibu pada saat yang tepat dan dibuahi oleh sel sperma ayah di dalam sebuah tabung kaca dalam kondisi yang secara cermat meniru kondisi rahim ibu. Setelah terjadi proses pembagian sel dalam stadium awal dalam tabung tersebut, sel telur kemudian dipindahkan ke dalam rahim ibu. Selama beberapa hari di dalam tabung kaca itu, perkembangan sel dapat diawasi dan kelainan-kelainan - kalau ada -- bisa diketahui. Karena proses awal inilah, maka bayi tersebut disebut "bayi tabung". Tetapi hari-hari kejadian Durga sesungguhnya tidaklah sedemikian mudah. Sel telur yang sudah dibuahi harus dijaga, dengan pemberian hormon kepada calon ibu, agar sel telur calon ibu bisa menjadi dewasa menurut jadwal yang bisa diperhitungkan. Untuk mengambil sel telur yang sudah matang dari badan calon ibu, dilakukanlah pembedahan ringan. Peniruan kondisi badan ibu meliputi pengaturan suhu badan, kondisi kimiawi rahim, nutrisi dan lain sebagainya. Setelah kira-kira 12 jam di dalam tabung lantas sel ayah diberikan. Perkembangan sel diarnati dengan mikroskop, terutama untuk mengetahui apakah terjadi kelainan atau tidak dalam perkembangannya sebab sel-sel itu amat peka terhadap perubahan lingkungan. Setelah beberapa hari dalam tabung, barulah sel tersebut dipindahkan kembali ke dalam rahim ibu. Dan tibalah saat yang paling sulit, yakni menjaga agar embryo yang besarnya kira-kira 1/40 milimeter itu tidak ditolak oleh badan itu. Untuk itu perubahan-perubahan yang secara alamiah terjadi pada waktu kehamilan ditiru terlebih dulu melalui proses pemberian hormon. Komputer India Di Inggeris, dengan peralatan yang serba lengkap dan kemajuan teknologi yang mendukung, Dr. Steptoe dan Dr. ldward toh memerlukan waktu 12 tahun untuk mencapai sukses. Maka yang dicapai oleh para dokter India beberapa bulan setelah itu memang cukup menarik. Dan orang pun pada mengintip perkembangan ilmu pengetahuan di India. Sebenarnya, berkat dukungan kuat pemerintah, sejak masa Perdana Menteri Jawaharlal Nehru, India sudah melangkah jauh maju sejak keadaan tahun empatpuluhan. Pada saat itu peniti pun masih harus diimpor. Kini lebih dari 300 pusat penelitian telah berdiri di mana-mana, dengan mempekerjakan kira-kira 120.000 orang tenaga ahli di berbagai bidang, mulai dari gas alam sampai komputer dan desain pesawat terbang. Tahun ini pemerintah India menyediakan anggaran sebesar 4000 juta rupee (Rs 1 = Rp 50) untuk keperluan penelitian, duapuluh kali lipat anggaran tahun 1958. Demikianlah pada tahun 1960, India belum mengenal komputer. Sekarang terdapat lebih dari selusin perusahaan yang membuat komputer di India -- dan malahan sudah mengekspor komponen-komponen komputer ke luar negeri, antara lain ke Uni Soviet. Departemen Angkasa Luar India mempekerjakan 6000 orang tenaga ahli pribumi. Tahun 1975, India meluncurkan satelitnya yang pertama di Baikonur, Uni Soviet, sebelum satelit Indonesia yang dibeli dari AS dan ditembakkan di AS pula. Sebuah lagi akan diorbitkan tahun ini. Pada tahun 1976, sekitar 300 lembaga pendidikan teknik meluluskan 18.700 orang ahli teknik dan 105 buah lembaga pendidikan kedokteran menghasilkan 11.500 tenaga medis. Sementara itu, India kini yang masih dikenal sebagai negeri gerobag, sedang meneliti untuk memodernisir kendaraan kuno ini sehingga menjadi alat angkut barang yang murah, tinggi daya gunanya dan hemat tenaga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus