Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Sengatnya Meningkat

Penyakit malaria cenderung meningkat. dua peneliti barat di riau jadi korban. depkes menyediakan dana cukup besar dan meletakkan dalam urutan teratas.

22 Maret 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DIRK Rozeboom dan istrinya Marie Rose datang dari Belgia Riau untuk meneliti hutan tropis. Mereka merencanakan suatu ketika bisa membukukan pengalaman dan penelitian mereka mengenai hutan di sana. Rencana mereka tidak didukung dengan dana besar oleh sesuatu lembaga. Mereka hanya datang dengan modal US$3.000 dalam bentuk travel cheque. Langgam kerja juga santai. Sering suami-istri itu terlihat menikmati matahari terbenam di pantai Tanjung Pinang bersama Tamaramalie Margaretha, 4 tahun, anak mereka. Berbaur dengan penduduk setempat, tinggal di sebuah rumah yang sewanya Rp 1.000 sehari, si cilik Margaretha sering terlihat kelayapan dengan kaki ayam dan jajan di mana saja "Rombongan peneliti" ini nampak sulit dibedakan dengan anak-anak muda yang suka berkelana dari barat. Namun niat Dirk Kozeboom untuk mengenali hutan tropis di Kepulauan Riau itu jadi kandas, karena istrinya meninggal 29 Desember 1979 di Pulau Penyengat. Esoknya Dirk sendiri masuk rumahsakit di Tanjung Pinang dan meninggal. "Parasit malaria bergumpal dalam darahnya," kata dr. Rosmawi Arifin dari RSUP Tanjung Pinang. Jalan hidup Dirk cukup tragis. Ia, sebagaimana orang desa, tak mau diobati dengan obat modern. Ia meramu sendiri obat dari tanam-tanaman untuk melawan penyakitnya. Setelah parah baru penduduk memboyongnya ke rumahsakit. Dan tak tertolong. Untung anak mereka Margaretha tak sempat meninggal. Lepas dari nasib malang yang dihadapi keluarga Rozeboom, penyakit malaria sekarang memang menunjukkan sengatan yang meningkat. "Buat Jawa-Bali ini terutama disebabkan oleh karena antara 1965 sampai 1969 ada lagi program pemberantasan yang terkoordinir dengan baik," ulas dr. Ny. Arwati Soepanto yang menangani masalah pemberantasan malaria di Departemen Kesehatan. Dengan adanya bantuan dari USAID untuk program pembasmian malaria antara 1959 sampai 1964 penyakit ini di Jawa-Bali sudah berhasil ditekan cukup rendah. Dari 10.000 penduduk hanya tercatat 1 penderita. Setelah Bung Karno -- dalam masa menjelang akhir kekuasaannya -- mengusir bantuan dari Amerika Serikat dan penanggulangan malaria kurang diperhatikan, penyakit ini merangkak naik. Sekarang ini dari 8 juta kasus pertahun dengan keluhan mirip malaria, begitu diperiksa di laboratorium, ternyata 1,2% positif menderita malaria. Untuk luar Jawa-Bali saban tahun tercatat 700.000 penderita yang masuk rumahsakit dan puskesmas. Metode pemberantasan malaria untuk Jawa-Bali dibedakan dengan daerah lain. "Ini disebabkan pembrantasan di Jawa-Bali lebih mudah karena penduduknya terkonsentrasi. Jadi daerah ini mendapat prioritas," kata Arwati Soepanto. Di Jawa-Bali, selain penanggulangan penderita yang datang ke rumahsakit dan puskesmas, petugas-petugas kesehatan juga menyebar ke lapangan untuk mencari kasus-kasus malaria. Sedang luar Jawa-Bali hanya semata-mata bersandar pada penyembuhan terhadap penderita yang datang ke rumahsakit atau puskesmas. Dari sekian banyak penyakit yang mengancam masyarakat, malaria berada dalam deretan teratas untuk diberantas oleh Depkes. Dananya cukup besar. Hampir separuh dari dana urltuk pemberantasan dan pencegahan penyakit menular.yang dikeluarkan pemerintah jatuh ke bagian malaria. Untuk 1978 misalnya tak kurang dari Rp 2,7 milyar, suatu dana yang dianggap cukup untuk membeli obat semprot DDT dan obat-obat lain bagi penderita.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus